Hasil Riset Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) dan Rating Transformasi Digital Indonesia (RTDI) Tahun 2023: Sirkular Ekonomi untuk Peningkatan Kualitas Hidup

Smart City and Community Innovation Center (SCCIC), Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali mengumumkan hasil riset Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) dan Rating Transformasi Digital Indonesia (RTDI) Tahun 2023. Sebagai salah satu pusat penelitian yang berfokus pada inovasi keberlanjutan pada area urban, SCCIC ITB secara konsisten menyelenggarakan kegiatan riset yang secara rutin dilakukan dua tahun sekali untuk memahami, menganalisis, dan memberikan masukan terhadap perkembangan ekosistem kota cerdas di Indonesia.

Saat ini, hampir seluruh kota di Indonesia telah mengadopsi konsep kota cerdas (smart city) untuk menyelesaikan permasalahan dan meningkatkan potensi kota, namun hasil dari implementasi dari evaluasi terhadap kota masih belum dilakukan secara komprehensif. Banyak presepsi bahwa kota cerdas itu adalah kota yang memiliki berbagai teknologi informasi canggih, padahal lebih penting adalah bagaimana membuat warganya dapat hidup nyaman, bahagia, sejahtera, dan berkelanjutan. Maka dari itu ITB melakukan kegiatan evaluasi berupa riset Rating Kota Cerdas Indonesia dan Rating Transformasi Digital Indonesia untuk mengukur dampak dari implementasi smart city dan transformasi digital yang telah dilakukan suatu kota.

RKCI Tahun 2023 yang telah dilakukan kelima kalinya diikuti sebanyak 30 kota dengan digolongkan menjadi kota besar, sedang, dan kecil. Kategori award tahun ini dibagi dalam 10 kategori, di antaranya kota menuju cerdas, kota dengan ekonomi cerdas, sosial cerdas, lingkungan cerdas, infrastruktur cerdas, kesehatan cerdas, mobilitas cerdas, kota dengan keamanan dan penanggulangan bencana cerdas, tata kelola kota cerdas, dan ekonomi sirkular. Dari penilaian tersebut, juga diperoleh pembagian kota berupa 3 integrated city, 12 scattered city, 11 initiative city, dan 4 ad-hoc city. Hasil pengukuran menunjukkan beberapa temuan diantaranya menunjukan masih ada beberapa tantangan, termasuk ketidaksetaraan akses teknologi, kurangnya literasi digital, tata kelola, SDM dan koordinasi yang belum optimal antara sektor publik dan swasta. Upaya untuk meningkatkan Rating Kota Cerdas perlu difokuskan pada inklusivitas, partisipasi masyarakat, dan keberlanjutan untuk menciptakan kota yang lebih efisien dan berdaya saing.

Hasil riset juga menunjukkan telah terdapat beberapa kota yang secara konsisten melakukan implementasi kota cerdas untuk meningkatkan kualitas hidup. Kota Semarang, Bandung, Surakarta, dan Mojokerto telah menunjukkan komitmen dalam mengadopsi teknologi, penguatan tata kelola untuk meningkatkan dan memperbaiki layanan publik seperti pendidikan, kesehatan, lingkungan, ekonomi transportasi, infrastruktur kota dan lain sebagainya.

RTDI Tahun 2023 memasuki tahun kedua kalinya setelah awal mula dilakukan pada Tahun 2021 oleh Institut Teknologi Bandung. Tahun 2023 jumlah kota yang menjadi partisipan sebanyak 21 kota. Pada masing-masing kota sebanyak 12 dinas yang harus terlibat menjadi partisipan. Beberapa kota di Indonesia seperti Semarang, Surabaya, Bogor, dan Probolinggo telah terlihat dampak nyata dari transformasi digital lebih dari satu area.

Implementasi transformasi digital di Indonesia memberikan dampak positif, seperti peningkatan kualitas hidup, efisiensi pelayanan publik, dan pertumbuhan ekonomi, namun tantangan-tantangan yang ada juga perlu segera diatasi agar manfaat ini dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Masa depan Indonesia sebagai negara yang cerdas dan tertransformasi digital sangat bergantung pada kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Diperlukan investasi berkelanjutan dalam infrastruktur teknologi, pendidikan digital, serta kebijakan yang mendukung inovasi dan perlindungan konsumen.

Rating Kota Cerdas dan Rating Transformasi Digital di Indonesia mencerminkan perjalanan yang menarik menuju masa depan yang lebih baik. Dengan terus meningkatkan inisiatif dan mengatasi tantangan, Indonesia dapat menjadi salah satu pemimpin di dunia dalam penerapan teknologi untuk memajukan kehidupan masyarakat. Dengan kerja sama yang kuat antara semua pemangku kepentingan, Indonesia dapat membentuk masa depan yang cerah dan berkelanjutan.

Kepala tim riset SCCIC ITB, Prof. Suhono Harso Supangkat menyatakan, “Riset ini mencerminkan dedikasi kami terhadap memahami dan membentuk masa depan kota cerdas. Hasil-hasil ini tidak hanya menjadi catatan pencapaian, tetapi juga menjadi panduan untuk melangkah maju menuju kota cerdas yang lebih inklusif dan berkelanjutan.”

Dengan disampaikannya laporan riset Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) dan Rating Transformasi Digital Indonesia (RTDI) Tahun 2023, diharapkan dapat menjadi acuan kota di Indonesia untuk mengetahui kesiapan digital, evaluasi bagi kota yang melakukan implementasi smart city, dan mendapatkan gambaran positioning satu kota terhadap kota yang lain dalam hal kesiapan inisiatif smart city, sehingga dapat menjadi benchmarking positif untuk pengembangan kota-kota di Indonesia.

Hasil riset Rating Kota Cerdas Indonesia dan Rating Transformasi Digital Indonesia Tahun 2023 lebih lengkap dapat dilihat pada file berikut: Laporan RKCI 2023

Kunjungan IDSMED.id ke SCCIC ITB

Bandung – Salah satu distributor alat kesehatan di Indonesia yaitu IDSMED.ID mengunjungi Smart City & Community Innovation Center (SCCIC) ITB dengan tujuan berdiskusi untuk memecahkan sebuah permasalahan tentang perkembangan teknologi. (Senin, 16 Oktober 2023)

Dalam diskusi ini, SCCIC ITB mempersembahkan demo tentang cara kerja Artificial Intelligence (AI) dan juga perkembangannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya diskusi ini diharapkan IDSMED.ID dan SCCIC ITB dapat bekerja sama untuk menciptakan teknologi dalam bidang kesehatan yang dapat bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.

Rs. Mata Cicendo Kunjungan ke SCCIC ITB

Bandung – Smart City & Community Innovation Center (SCCIC) ITB mendapatkan kunjungan dari rumah sakit mata nomor satu di Bandung yaitu Rs. Mata Cicendo dengan maksud dan tujuan untuk berdiskusi tentang teknologi yang akan mendukung sarana dalam bidang kesehatan. (Selasa, 17 Oktober 2023).

Harapannya, dalam diskusi ini Rs. Mata Cicendo dan SCCIC ITB dapat bekerja sama dalam mengembangkan teknologi masa depan yang akan mendorong inovasi dan meningkatkan efisiensi layanan kesehatan termasuk sistem keamanan data yang tidak dapat ditembus.

Pengembangan Sistem Pemberian Nutrisi Tanaman Sayuran di Kebun dalam Forum Komunikasi Gunung Geulis dengan Menggunakan IoT

Smart Farming adalah sistem pertanian berbasis teknologi yang dapat membantu petani meningkatkan hasil panen secara kualitas maupun kuantitas. Tantangan penyiraman nutrisi menggunakan Internet of Things (IoT) adalah nutrisi harus bisa mengalir pada area akar-akar tanaman. Selain itu juga, perlunya pemantauan dan pengaturan nutrisi yang optimal.
Forum Komunikasi Gunung Geulis (FKGG) merupakan suatu komunitas yang menampung masyarakat tani hutan yang tersebar di kawasan kaki Gunung Geulis khususnya di wilayah Desa Jatiroke, Kecamatan Jatinangor. Permasalahan yang sering terjadi di kebun adalah kesulitan untuk monitoring penyiraman dan membutuhkan tenaga yang banyak untuk melakukan penyiraman karena lahan yang begitu luas. Solusi yang dapat dilakukan dengan menggunakan automatic water sprinkler (alat penyiraman otomatis) nutrisi dan menjadi solusi yang dapat membantu pertanian Indonesia dalam optimalisasi, efisiensi dan efektifitas proses produksi pertanian ditambah dengan memanfaatkan solar panel sebagai sumber daya kepada sensor penyiraman otomatis dapat memudahkan petani dalam mengontrol waktu penyiraman dan volume air yang dikeluarkan. Selain itu, dengan menggunakan penyiraman otomatis dapat memangkas biaya produksi yang sebelumnya membutuhkan banyak tenaga kerja dan meminimalisir human error dalam mengoptimalkan proses penyiraman. Oleh karena itu, proposal kegiatan ini akan mengembangkan sistem pengairan lahan dan pemberian nutrisi tanaman sayuran di kebun dalam Forum Komunikasi Gunung Geulis dengan menggunakan IoT (Internet of Things).

Implementasi alat sistem pemberian nutrisi tanaman sayuran di Kebun dalam Forum Komunikasi Gunung Geulis dengan menggunakan IoT menghasilkan aplikasi mobile dan dashboard web app yang dapat memonitoring sistem pengairan lahan yaitu on/off manual, timer, dan penjadwalan (schedule) dan dosing nutrisi hidroponik berisi informasi identitas lahan dan informasi tangki pengairan hidroponik yang terdiri dari data temperatur air, pH, dan ppm.

Pengembangan Sistem Pemberian Nutrisi Tanaman Sayuran di Kebun Mannan dengan Menggunakan IoT

Pengembangan Sistem Pemberian Nutrisi Tanaman Sayuran di Kebun Mannan dengan Menggunakan IoT

Kebun Mannan yang berlokasi di Ciwidey merupakan kebun organik dengan luas sekit 21 Ha. Permasalahan yang sering terjadi di kebun organik adalah kesulitan untuk monitoring penyiraman dan membutuhkan tenaga yang banyak untuk melakukan penyiraman karena lahan yang begitu luas. Solusi yang dapat dilakukan dengan menggunakan automatic water sprinkler (alat penyiraman otomatis) nutrisi dan menjadi solusi yang dapat membantu pertanian Indonesia dalam optimalisasi, efisiensi dan efektifitas proses produksi pertanian organik ditambah dengan memanfaatkan solar panel kepada sensor penyiraman otomatis dapat memudahkan petani dalam mengontrol waktu penyiraman dan volume air yang dikeluarkan. Selain itu, dengan menggunakan penyiraman otomatis dapat memangkas biaya produksi yang sebelumnya membutuhkan banyak tenaga pekerja dan meminimalisir human error dalam mengoptimalkan proses penyiraman. Oleh karena itu, proposal kegiatan ini akan mengembangkan sistem pemberian nutrisi tanaman sayuran di kebun Mannan dengan menggunakan IoT (Internet of Things).

Implementasi alat pengembangan sistem pemberian nutrisi tanaman sayuran di Kebun Mannan dengan menggunakan IoT menghasilkan hardware alat pemberian sistem pemberian nutrisi dan sensor moisture serta aplikasi mobile dan dashboard berbasis website yang dapat melihat dan mengatur waktu , volume air dalam proses penyiraman serta dapat mengontrol kondisi lahan dalam proses penyiraman.

Regional Training on Smart, Sustainable and Resilient Cities

Cities transform to be smart cities uses digital technologies and means in order to improve the Quality of Life of its citizens and the efficiency of its urban operation and services as well as its competitiveness while preserving the needs of future generations at the economic, social, environmental and cultural levels.

Smart Cities technologies, applications and services feature many outstanding advantages for cities and their assets, services and citizens such as :

  • Education, health and administration
  • Energy efficiency
  • Operation and transparency of the urban infrastructure
  • Resilience of cities’ road and transport networks
  • Efficiency of cities’ water distribution systems
  • Cities’ wastewater management
  • Cities’ Security

Covid-19 pandemic has been very instrumental in the acceleration of the widespread deployment and adoption worldwide of many smart cities services and applications to mitigate the disruptive impact of this pandemic on citizens’ health and on their different activities such as work, education, business, etc.

In the framework of its strategy aiming to develop smart cities initiatives within its member states to contribute to the prosperity and welfare of the Islamic World, ICESCO organizes the Regional Training on Smart, Sustainable and Resilient Cities in partnership with Smart City and Community Innovation Center in Bandung, Indonesia between 24th and 28th October 2022 in hybrid mode : in-person (Jakarta and Bandung, Indonesia) and virtual.

This training workshop will feature several events involving many smart cities’ experts and stakeholders from government, academia, industry and NGOs from around the ICESCO member states and from worldwide, namely:

  • International Workshop on Resilient Sustainable Smart Cities: One-day hybrid event in partnership with IEEE and other international organizations presenting the global trends in terms of key initiatives, standards, best practices, etc. for Resilient Sustainable Smart Cities.
  • Resilient Sustainable Smart Cities Training Workshop: Three-days hybrid training workshops that will cover several issues and aspects related to SC planning, governance, funding, KPIs, etc.Visit to Bandung and Jakarta Living Labs: It could be organized for in-person participants during one day to allow them to visit main facilities of the 2 living labs

Registration link: http://bit.ly/ICESCO2022

PIKKC mendukung terwujudnya Pasar Cerdas yang aman dan nyaman semasa pandemi

Covid 19 telah mendera seluruh dunia termasuk Indonesia. Dilaporkan sudah menyebar ke 213 negara dan sudah menjangkiti lebih dari 111 juta orang dengan kematian sebanyak 2,45 juta orang. Sementara di Indonesia pada saat yang sama mencatat lebih dari 1,26 juta kasus dan 34.000 jumlah kematian dengan (CFR 2.7%). Hal ini berdampak ke beberapa sektor, menurut data (BPS, 2020) di kuartal IV tahun 2020, Indonesia masih mengalami resesi dengan Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional mencatat sebesar -2,9%. Hanya sektor pertanian yang menunjukkan pertumbuhan positif dengan nilai sebesar 2,15% dan sektor lainya masih menunjukkan pertumbuhan negatif. Untuk itulah sektor lainnya seperti peradangan dan konsumsi rumah tangga harus segera dipulihkan mengingat penopang perekonomian Indonesia terletak di sektor UMKM. Pertukaran uang yang beredar di masyarakat di sektor ini yaitu sebesar 97% terhadap perekonomian Indonesia dan pasar merupakan salah satu jantung dari Pusat UMKM yang ada di masyarakat karena menopang beberapa lini. Pasar harus mengalami transformasi untuk menjawab permasalahan mengapa orang cenderung enggan untuk membeli barang rumah tangga di Pasar.

Pemberian pelatihan.

PIKKC adalah Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas yang berada di bawah naungan ITB. PIKKC didirikan dalam semangat menemukan dan menawarkan solusi atas masalah maupun tantangan yang dihadapi kota (atau desa, kabupaten, negara, dan lainnya), pada saat yang sama menghasilkan publikasi ilmiah sebagai kontribusi nyata terhadap ilmu pengetahuan. Saat ini PIKKC telah mengembangkan sebuah produk yang berfungsi untuk melakukan crowd understanding yang diberi nama VIANA: Video Analytics with AI. Sebagai solusi bagaimana pasar bertransformasi dan kokoh terhadap kondisi apa pun bahkan di situasi pandemi seperti sekarang, PIKKC dengan berkontribusi dalam implementasi produk Viana di lingkungan pasar dalam bentuk pengabdian masyarakat dengan tujuan membantu ekosistem UMKM dalam pembangunan sistem pasar cerdas untuk memastikan wilayahnya menggunakan protokol kesehatan secara baik dan taat, sehingga masyarakat merasa aman dan nyaman mengunjungi pasar.
Pada tahun 2021 ini, melalui program pengabdian masyarakat pemulihan ekonomi masyarakat pasca pandemi, PIKKC membantu koperasi Bumi Sariwangi Mekar di Kabupaten Bandung Barat dalam pengembangan layanan fresh market yang aman dan nyaman. Kegiatan ini meliputi pemasangan jaringan CCTV dan pusat data, paparan dan demonstrasi fungsi-fungsi pada sistem Viana (Produk Karya Cipta PIKKC) dan manfaatnya untuk monitoring kawasan dan pendampingan untuk masyarakat dalam hal pembuatan SOP dan prosedur mitigasi jika terjadi kejadian yang tidak normal sepanjang tahun 2021. Pemberian pelatihan kepada peserta tentang cara instalasi dan memasang sistem VIANA dilingkungannya pun dilakukan pada 27 November 2021 di Saung Sawarga Desa Sariwangi.

Kegiatan ini adalah bentuk pengabdian masyarakat PIKKC dengan tujuan membantu ekosistem UMKM dalam pembangunan sistem pasar cerdas untuk memastikan wilayahnya menggunakan protokol kesehatan secara baik dan taat, sehingga masyarakat merasa aman dan nyaman mengunjungi pasar. Produk Viana dapat diaplikasi untuk studi kasus lainnya di skala yang lebih besar seperti supermarket atau kluster UMKM lain untuk memastikan kondisi di wilayahnya aman dan nyaman. Pengembangan ke depan produk ini dapat dikembangkan untuk keperluan lain seperti mendeteksi tingkat demografi pengunjung, tingkat kebahagiaan, posisi mana yang paling ramai, item mana yang sering dilihat, dan aspek aspek-aspek lainnya yang dapat meningkatkan performansi dari iklan dan penjualan menggunakan input berupa video melalui CCTV yang sudah dipasang.

Pulihkan UMKM Pasca Pandemi, UMKM Diharapkan “Go Digital”

Selasa, 12 Oktober 2021 – UMKM Indonesia terpukul cukup keras pada pandemi COVID-19. Berbagai cara dilakukan oleh UMKM agar dapat bertahan.  Umumnya, UMKM di Indonesia banyak berusaha dengan cara offline, online, ataupun kombinasi antara keduanya. Pada era ditigal masa kini, para pelaku UMKM dapat melebarkan bisnis mereka dengan jangkauan konsumen yang lebih besar melalui online market place. Digitalisasi UMKM sudah menjadi tuntutan pasca pandemi Covid-19. Namun, akses internet serta indeks kesiapan digital dari pelaku usaha ini menunjukkan bahwa UMKM ini tidak sepenuhnya siap untuk serta merta beralih ke digital. Oleh karena itu, perlu adanya kerjasama antara pemerintah, pelaku bisnis serta masyarakat untuk menuju digitalisasi umkm. 

Guna meningkatkan sinergitas dalam pemulihan UMKM, Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas (PIKKC) ITB melalui kegiatan Goesmart 2021 mnyelenggarakan Webinar dengan topik “Transformasi UMKM Menuju Ekonomi Digital Era Society 5.0”. Dalam kegiatan ini, PIKKC ITB sebagai akademisi, bekerjasama dengan pemerintah, industri asosiasi serta masyarakat dalam mendukung ekonomi digital melalui sosialisasi berbagai program digital untuk mendukung UMKM “go digital”.

Kepala PIKKC ITB Suhono Harso Supangkat sebagai peneliti dan akademisi menyatakan harapannya agar kegiatan ini dapat mendukung transformasi UMKM yang lebih efektif dan efisien. Lebih lanjut beliau menyatakan bahwa PIKKC ITB adalah salah satu komunitas yang ingin memahami kondisi perkotaan untuk membantu  komunitas menuju kehidupan yang lebih baik.

Pemerintah sebagai salah satu pengambil kebijakan dalam mendukung pemulihan perekonomian pasca-pandemi Covid-19 turut mendukung kegiatan ini,  antara lain  Drs. Teten Masduki (Menteri Koperasi dan UKM RI), Ir. Ansfridus J Andjioe, ME.(Kepala Diskop UKM Kalimantan Barat),  I Gede Dana, S.Pd, M.Si (Bupati Karangasem).

Dorongan UMKM “go digital” telah dicanangkan dan tentu perlu andil semua pihak. Pemerintah turut mendorong peningkatan penunjang  produksi komoditas Kalimantan Barat. Kemudian mendorong UMKM untuk lebih maju dengan cara terus berinovasi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Dengan demikian UMKM yang melakukan transformasi dengan digitalisasi akan dapat bertahan dan bahkan bisa mengambil peluang atau mencari pasar lebih besar di tengah krisis akibat pandemi.

Kegiatan ini turut didukung oleh PT. Telkomsel Tbk sebagai salah satu industri yang mendukung transformasi digital di bidang pengembangan UMKM. Sebagai salah satu narasumber, Damar Simorangkir (SVP Enterprise Telkomsel) menjelaskan bagaimana Telkomsel sebagai industri telekomunikasi dalam mendukung pemulihan ekonomi melalui kebangkitan UMKM. 

“Komitmen sangat serius dari telkomsel untuk memberdayakan UMKM dengan memberikan non stop solution berupa  platform berbasis ekosistem sehingga peran telkomsel sebagai telekomunikasi provider terbesar di Indonesia itu juga kita rasakan hari ini bahwa acara ini terselenggara kerjasama dari ITB dan juga telkomsel” Ungkap Damar.

Kegiatan ini ditutup oleh pemaparan dari I G B Baskara, salah satu peneliti di PIKKC ITB. Ia menyebutkan bahwa digitalisasi UMKM di Indonesia masih memiliki banyak tugas untuk diselesaikan. “Solusi dalam mengembangkan UMKM digital itu tidak hanya fokus di sisi teknologi, namun perlu lincah untuk menyusun strategi digitization, digitalization menuju transformasi digital melalui literasi digital, digital talenta dan leadership” ungkap Baskara.

Tingkatkan Efisiensi Layanan Publik melalui Teknologi Informasi di Era Society 5.0

Bandung, 29 September 2021 – Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas Institut Teknologi Bandung (PIKKC-ITB) melaksanakan kembali agenda tahunan yaitu Goesmart 2021 dengan tema Indonesia Goes to Indonesia 5.0. Goesmart 2021 merupakan rangkaian kegiatan webinar series yang akan membahas topik-topik terkait persoalan kota dan membahas solusi dari berbagai sudut pandang. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai rangkaian acara Riset Rating Transformasi Digital dan Kota Cerdas Indonesia 2021 yang telah dibuka oleh Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin pada tanggal 2 Agustus 2021 lalu. 

Webinar “Layanan Masyarakat Masa Depan Menuju Society 5.0” merupakan seri kedua dari rangakaian kegiatan Goesmart 2021 yang dihadiri oleh narasumber pelayanan publik di bidang pemerintah dan kepala daerah antara lain Prof. Dr. Diah Natalisa, MBA (Deputi Bidang Pelayanan Publik Kemenpan-RB) Dra. Hj. Kustini Sri Purnomo (Bupati Sleman), M. Afif Bobby Nasution (Walikota Medan).

Prof. Dr. Diah Natalisa, MBA menyatakan bahwa pemerintah memiliki tujuan untuk memberikan pelayanan publik berkualitas yang memberikan kepuasan dan kebahagiaan. Pada era transformasi digital ini tentunya pelayanan publik perlu beralih memberikan inovasi layanan yang memanfaatkan teknologi komunikasi. Deputi Bidang Pelayanan Publik Kemenpan-RB telah memberikan beberapa program untuk meningkatkan pelayanan publik seperti mal pelayanan publik, Jabar Digital Service, Sistem Informasi Pelayanan Publik Nasional (SIPPN) dan SP4N-Lapor.

Kepala PIKKC ITB, Prof. Suhono H. Supagkat mengatakan kegiatan ini bertujuan sebagai bentuk kontribusi dalam transformasi menuju Indonesia yang lebih cerdas. 

“Sebagai salah satu faktor pendukung dalam mensejahterakan masyarakat, pelayanan publik merupakan salah satu faktor utama dalam mendukung era Society 5.0” ungkap Suhono.

Society 5.0 adalah masyarakat modern yang sangat erat kaitannya dengan penggunaan dan pengembangan teknologi dalam menunjang kehidupan sehari-hari. Hal ini sudah tampak pada kehidupan kita, bahkan di era pandemi Covid-19 ini justru mempercepat masyarakat untuk lebih adaptif, melakukan transformasi digital di berbagai sisi kehidupan, mulai dari transformasi digital dalam bisnis korporat, operasional Pemerintah Pusat dan Daerah, proses bisnis UMKM, hingga kebutuhan masyarakat yang seluruhnya dapat dipenuhi melalui aplikasi smartphone seperti layanan informasi dan media sosial, marketplace barang-tiket-akomodasi, jasa antar/delivery online, dan lain sebagainya.

Kegiatan ini juga didukung oleh industri yang bergerak di bidang pelayanan publik antara lain Adi Sulistyowati (Wakil Direktur Utama Bank BNI) dan Dr. I Made Ariya Sanjaya (Chief Executive Officer Kazee). Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara yang mendukung pelayanan masyarakat di bidang keuangan, PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk telah melaksanakan beberapa program untuk mengembangkan smart city di Indonesia. Pada kegiatan ini BNI bekerjasama dengan PIKKC ITB melakukan sosialisasi dan edukasi konsep smart city dalam rangka pengelolaan dan layanan keuangan daerah agar lebih efektif dan efisien.

Berbagai tantangan yang dihadapi oleh seluruh stakeholder dalam menuju Society 5.0 ini memberikan peluang bagi seluruh seluruh lapisan masyarakat dalam memberikan inovasi solusi layanan yang lebih baik. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat terciptanya sinergi antara pemerintah, akademisi, praktisi dan seluruh masyarakat untuk menciptakan pelayanan publik dalam menuju Indonesia cerdas.

Selengkapnya

https://www.youtube.com/watch?v=ta-eREcTAF8

APIC Dukung Digitalisasi Kampus melalui Riset Rating Transformasi Digital dan Kampus Cerdas Indonesia 2021

Kamis, 2 September 2021 – Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC) menyelenggarakan Riset Transformasi Digital dan Kampus Cerdas Indonesia 2021. APIC merupakan organisasi yang bergerak dalam mempercepat pembangunan Indonesia cerdas melalui sinergi teknologi, tata kelola dan manusia. APIC dibentuk untuk menjawab kebutuhan sebuah organisasi atau kolaborasi yang menghimpun berbagai stakeholder bangsa. 

Kegiatan ini dibuka dan diresmikan oleh Prof. Ir. Nizam, Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dikti Kemendikbud).  Nizam mengatakan “Melalui program Smart Campus : Digitalisasi Kampus Masa Depan diharapkan kampus menjadi pelopor dalam membangun lingkungan cerdas sehingga mampu mendukung meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat”.

Ketua Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC), Prof. Suhono H. Supangkat mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk kontribusi APIC dalam mendukung transformasi digital di bidang pendidikan. Suhono menjelaskan bahwa kegiatan riset ini merupakan kerja tim dari beberapa Universitas yang tergabung dalam Smart Campus Society APIC.

Konsep Smart Campus ini muncul dari konsep pembangunan Smart City yang dikembangkan oleh Prof. Suhono H. Supangkat. Menurutnya, Smart Campus merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan nilai melalui pemanfaatan ICT. Suhono menyebutkan bahwa Smart Campus bukanlah kampus yang menerapkan teknologi paling canggih namun kampus yang dapat mengelola lingkungan secara mandiri dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar. 

“Sama halnya dengan manusia, anak yang cerdas bukanlah anak yang diberikan teknologi paling canggih. Maka, kampus cerdas adalah kampus yang dapat memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dengan efektif dan efisien” jelas Suhono melalui paparannya.

Kegiatan ini dihadiri oleh dua kampus terbaik di Indonesia yang telah mendukung digitalisasi kampus yaitu Prof. Rina Indiastuti, Rektor Universitas Padjadjaran dan  Prof. Harjanto Prabowo, Rektor Universitas Bina Nusantara. Selain itu, kegiatan ini juga melibatkan Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi dan akademisi dari Institut Teknologi Bandung, Dr. Arry Akhmad Arman.

“Teknologi saja tidak cukup dalam membangun smartization jika tidak menciptakan kesejahteraan sosial” jelas Rina. 

Dalam mendukung berjalannya kegiatan riset ini, Suhono mengajak seluruh kampus-kampus di Indonesia untuk ikut serta dan bekerjasama dalam mempercepat pertumbuhan smart campus di Indonesia.

“Diharapkan kegiatan ini dapat menjawab tantangan pendidikan tinggi dalam mengefektifkan segala aktivitas kampus untuk meningkatkan kualitas hidup baik internal civitas akademika maupun masyarakat umum” ucap Suhono.

Selangkapnya

https://www.youtube.com/watch?v=sWSdSv1RxLU

Wujudkan Transformasi Digital Indonesia, PIKKC ITB Kunjungi Pelalawan

Kepala PIKKC ITB, Prof Suhono Harso Supangat foto bersama Kepala Dismominfo Pelalawan, Hendry Gunawan didampingi Kabid dan Kasi, Kamis (7/10/2021). (foto-istimewa)

Pangkalan Kerinci – Institute Teknologi Bandung (ITB) melalui Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas (PIKKC) menyambangi Kabupaten Pelalawan, terkait pengembangan tentang konsep dan model smart infrastructure system BMPR yang di kembangkan ITB dan lingkup pekerjaannya.


Kedatangan Kepala PIKKC ITB, Prof Suhono Harso Supangat disambut Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pelalawan, Hendry Gunawan didampingi Kabid dan Kasi di Command Center Diskominfo Pelalawan, Kamis (6/10/2021).

Suhono Harso Supangat mengatakan, model smart infrastructure system BMPR dibagi menjadi tiga enabler utama BMPR, yakni kebinamargaan cerdas, penataan ruang cerdas, serta jasa konstruksi cerdas.
Menurutnya, terkait teknis aplikasi yang sudah dibuat oleh tim dan pengembangan penggunaan aplikasi baik versi website maupun aplikasi mobile Android.


Untuk mendukung aplikasi Klik Pelalawan, ia juga menjelaskan data sharing melalui platform cloud yang sudah terintegrasi pada sistem yang dibangun.


Sementara itu Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pelalawan, Hendry Gunawan menyampaikan, bahwa pada era teknologi informasi seperti saat sekarang perlunya pemanfaatan teknologi berbasis digitalisasi dan basis data yang terintegrasi.


“Tentunya semua ini sebagai wujud kita dalam melaksanakan visi dan misi bupati dan wakil bupati dalam mewujudkan Pelalawan Maju 2026,” ujarnya.


Infrastruktur TIK dan pelayanan digitalisasi melalui satu basis data akan memudahkan bagi masyatakat sesuai harapan Bupati Pelalawan, H Zukri untuk memangkas birokasi pelayanan serta memudahkan masyarakat di luar Pelalawan dalam berinvestasi di Kabupaten Pelalawan.
“Selain itu juga sebagai bentuk implementasi pemerintah kabupaten dalam mewujudkan pembangunan pusat data nasional untuk mewujudkan integrasi nasional melalui transformasi digital serta pengembangan desa wisata dalam pengembangan desa berbasis digital oleh Presiden Republik Indonesia Jokowidodo,” papar Hendry Gunawan

Sumber – Wujudkan Transformasi Digital Indonesia, PIKKC ITB Kunjungi Pelalawan

ITB Sambangi Pelalawan Terkait Pengembangan Konsep Model Smart Infrastructure System

Pelalawan(Cakap Riau.com) – Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas (PIKKC) menyambangi Kabupaten Pelalawan terkait pengembangan konsep dan model smart infrastructure system BMPR, yang di kembangkan oleh ITB dan lingkup pekerjaannya bertempat di Command Center Diskominfo, Pangkalan Kerinci, Kamis (06/10/2021).

Tampak hadir Kepala PIKKC ITB Prof Suhono Harso Supangat, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pelalawan Hendry Gunawan,AP, Kepala Bidang Egovernment Alfi Anansyah Putra,SE,M.Acc , Kasi Komunikasi Publik Fatriani,SH dan Kasi Hubungan Media dan Masyarakat Murdied,SE.

Dalam arahannya Kepala PIKKC ITB Prof Suhono Harso Supangat mengatakan Model Smart Infrastructure System BMPR dibagi menjadi tiga enabler utama BMPR, yakni kebinamargaan cerdas, penataan ruang cerdas, serta jasa konstruksi cerdas. Ia menambahkan terkait teknis aplikasi yang sudah dibuat oleh tim dan pengembangan penggunaan aplikasi baik versi website maupun aplikasi mobile Android.Untuk mendukung aplikasi klik pelalawan, beliau juga menjelaskan data sharing melalui platform cloud yang sudah terintegrasi pada sistem yang di bangun.

Sementara itu Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pelalawan Hendry Gunawan,AP mengatakan bahwa di era teknologi informasi seperti saat sekarang perlunya pemanfaatan teknologi berbasis digitalisasi dan basis data yang terintegrasi. Tentunya semua ini sebagai wujud kita dalam melaksanakan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati dalam mewujudkan Pelalawan Maju 2026.

Infrastruktur TIK dan pelayanan digitalisasi melalui satu basis data akan memudahkan bagi masyatakat sesuai harapan Bupati Pelalawan H.Zukri untuk memangkas birokasi pelayanan serta memudahkan masyarakat di luar pelalawan dalam berinvestasi di Kabupaten Pelalawan selain itu juga sebagai bentuk implementasi Pemerintah Kabupaten Pelalawan Propinsi Riau dalam mewujudkan pembangunan pusat data nasional untuk mewujudkan integrasi nasional melalui Transformasi digital serta pengembangan desa wisata dalam pengembangan desa berbasis digital oleh Presiden Republik Indonesia Jokowidodo ( YS )

Sumber – ITB Sambangi Pelalawan Terkait Pengembangan Konsep Model Smart Infrastructure System

Society 5.0

Society 5.0 adalah suatu konsep yang menyatukan antara manusia dengan ilmu pengetahuan yang berbasis modern (AI, robot, IoT) untuk mempermudah kehidupan manusia dengan tujuan agar manusia dapat hidup dengan nyaman

Konsep revolusi industri 4.0 dan Society 5.0 tidak memiliki perbedaan yang jauh, namun konsep Society 5.0 berpusat pada manusia. Jika revolusi industri 4.0 menggunakan AI sebagai komponen utamanya, Society 5.0 menggunakan teknologi modern dengan mengandalkan manusia sebagai komponen utamanya

Society 5.0 merupakan penyempurnaan dari konsep-konsep yang ada sebelumnya yang dimulai dari era berburu kemudian dilanjutkan dengan pengenalan dunia pertanian (Society 1.0 dan 2.0). Kemudian manusia memasuki masa ketika mesin digunakan untuk membantu aktivitas sehari-hari sampai dengan ditemukannya komputer dan jaringan internet yang semakin mempermudah manusia dalam kegiatan sehari-harinya (Society 3.0 dan 4.0)

Penerapan Teknologi Blockchain pada Industri Kesehatan

Blockchain merupakan rantai blok urut yang dirangkai dan didistribusikan bersama. Setiap blok terdiri dari ledger atau buku besar dan tiga elemen, yaitu data, hash, dan hash dari blok sebelumnya

Jenis data yang digunakan pada teknologi ini bergantung pada tujuan blockchain itu sendiri, contohnya dalam bitcoin data block berisikan seluruh detail transaksi, mulai dari jumlah koin, pengirim, hingga penerima

Penerapan teknologi blockchain biasanya diaplikasikan pada sektor keuangan, namun beberapa penelitian saat ini berfokus pada pengaplikasian blockchain pada sektor industri lainnya, salah satunya adalah kesehatan pada rekam medis pasien

Rekam medis pasien merupakan rekaman kesehatan dari pasien berupa identitas pasien, hasil pemeriksaan, treatment yang diberikan, dan aksi atau jasa kesehatan lainnya dari pasien tersebut

Rekam medis pasien diregulasi oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia nomor 269/MENKES/PER/III/2008 dan merupakan suatu dokumen yang sangat rahasia dan hanya boleh ditulis oleh dokter atau pihak tenaga kesehatan yang melakukan tindakan kepada pasien tersebut

Mekanisme pada penyimpanan rekam medis pasien sangat mirip dengan mekanisme pada transaksi mata uang kripto yang menggunakan teknologi blockchain, sehingga muncul pertanyaan apakah teknologi blockchain dapat diterapkan pada rekam medis pasien?

Di indonesia, tidak semua fasilitas kesehatan menerapkan teknologi dalam penyimpanan rekam medis pasien (terutama teknologi blockchain) sehingga kadang kali ditemukan banyak masalah dan kendala, terutama ketika pasien melakukan konsultasi pada fasilitas kesehatan yang berbeda.

Integrasi rekam medis pasien yang tidak baik dan kurangnya digitalisasi pada rekam medis dapat mengakibatkan kekurangan atau bahkan kesalahan diagnosa yang diberikan oleh dokter kepada pasien atau bahkan kecurangan pasien ketika melakukan claim asuransi kesehatan

Dengan kemampuan utama dari blockchain adalah immutable, yaitu data yang tidak dapat diubah atau dirusak, kerahasiaan dan keamanan dari data akan semakin kuat sehingga pada penerapannya di rekam medis akan sangat bermanfaat, terutama pada diagnosa dokter dan claim asuransi kesehatan palsu

Internet of Things pada Industri Kesehatan

sumber – unsplash.com

Peningkatan penggunaan Internet of Things (IoT) di Indonesia cenderung meningkat seiring dengan maraknya implementasi IoT pada saat pandemi COVID-19. 

Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia (ASIOTI), Teguh Prasetya, mengatakan bahwa pemanfaatan IoT mengalami peningkatan sejalan dengan otomasi dan remote production yang saat ini menjadi keharusan untuk tetap memantau hingga mengontrol mesin produksi

Menurut ASIOTI, nilai pasar IoT diestimasikan senilai US$ 40 miliar pada tahun 2025 dan terdapat tiga sektor yang atraktif menggunakan perangkat yang terhubung dengan internet atau IoT pada masa pandemi, yaitu kesehatan, pertanian, dan energi

Pada sektor kesehatan, pertumbuhan digital healthcare sangatlah pesat sebagai contoh thermal detection dan remote monitoring. Pada sektor kesehatan yang digunakan untuk preventif, penanganan dan pemantauan juga bertumbuh dengan pesat.

Pada sektor pertanian dan peternakan, IoT dinilai cukup baik untuk membantu menurunkan biaya operasional, meningkatkan kapasitas produksi hingga meningkatkan penjualannya.

Pada sektor energi, pemanfaatan IoT dapat memudahkan pelanggan dan produsen listrik untuk memantau pasokan listrik. Dampaknya berupa kemudahan cara bayar dan kepastian soal biaya yang dibebankan kepada pelanggan, pencegahan penyelewengan akses dan distribusi listrik, dan sebagainya

dengan pengembangan teknologi baru di bidang chipset, sensor, perangkat jaringan, platform, hingga aplikasi pemanfaatan IoT akan semakin meningkat untuk seluruh stakeholder, baik dari segi pemerintahan bahkan untuk bidang industri

sumber – Efek COVID-19, Sektor Kesehatan-Pertanian Pakai Teknologi Serba Otomatis

Perkembangan Smart City di Indonesia

sumber – unsplash.com

Kota Cerdas atau Smart CIty merupakan pengembangan kota berbasiskan teknologi informasi dan beberapa kota di Indonesia telah mengadopsi dan menerapkan konsep tersebut.

Dari hasil kajian Smart City yang dilakukan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada tahun 2017, urgensi Smart City lahir dari bertambahnya tingkat pertumbuhan penduduk di perkotaan sebesar 2,75 persen setiap tahunnya dan menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), diprediksi penduduk yang tinggal di perkotaan sebesar 56,7 persen pada tahun 2020 dan akan terus meningkat menjadi 66,6 persen pada tahun 2035

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebutkan terdapat beberapa indikator smart city, yaitu

  1. Smart development planning
  2. Smart green open space
  3. Smart transportation
  4. Smart waste management
  5. Smart water management
  6. Smart building
  7. Smart energy

Indikator ini merupakan inovasi dari konsep green city yang digabungkan dengan penggunaan sistem teknologi informasi dan komunikasi pintar. Nantinya indikator ini akan berguna sebagai target perkembangan kota cerdas di Indonesia – Basuki Hadimuljono, Selasa (24/3/2015)

Beberapa kota di Indonesia kini telah mencoba menerapkan konsep smart city, yaitu Surabaya, Jakarta, Bandung, Tangerang, Bogor, Bekasi, dan Binjai

Jakarta

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2015 resmi meluncurkan program Smart CIty dan keberadaannya diklaim mempermudah kinerja aparat pemerintah provinsi agar lebih cepat merespons keluhan warga.

Portal Smart city juga menyediakan informasi mengenai headway atau jarak antar-bus baik saat jam sibuk maupun tidak sehingga manajemen lalu lintas bus bisa tepat waktu

Selain itu, portal smart city Jakarta digunakan untuk memonitor banjir, truk sampah, mesin berat, dan lain sebagainya. Selain itu, terdapat aplikasi yang dapat digunakan secara dua arah yang mampu memfasilitasi masyarakat agar mampu menyampaikan aspirasi melalui pengaduan real-time

Bandung

Pemerintah kota bandung meluncurkan portal terintegrasi yang bersii semua layanan dan informasi

terpadu. Selain iut, pemkot bandugn juga meluncurkan layanan command center yang dapat menyediakan berbagai informasi di lingkup pemerintahan

Selain itu, masyarakat juga dapat menyampaikan aspirasinya melalui forum dengan berbagai topik yang tersedia

Semarang

Selain Jakarta dan Bandung, semarang juga meluncurkan program smart city yang mengintegrasikan kegiatan seluruh organisasi perangkat daerah di semarang pada situation room

pada situation room, setiap pelayanan dan pembangunan secara real time akan terpantau, termasuk data-data statistik terkait. selain itu, situation room difungsikan untuk memantau kondisi lalu lintas, mendeteksi wilayah banjir, mengontrol kecepatan armada BRT Trans Semarang, hingga memantau harga pokok di pasar

sumber Seperti Apa Perkembangan “Smart City” di Indonesia?

15 Tahun Lagi, 40 Persen Pekerjaan Di Dunia Digantikan Artificial Intellegence

SCCIC –  (18/ 01 / 2019 ) Dalam 15 tahun mendatang, 40 persen pekerjaan di dunia dapat dilakukan oleh mesin, menurut pakar kecerdasan buatan (artificial intelligence) di China, Kai Fu Lee, seperti dikutip CBS News.

AI (artificial intelligence) akan menggantikan pekerjaan manusia. Tidak hanya untuk buruh pabrik, tetapi juga karyawan kantoran, kata Lee.

“Sebagai pengendara roda empat, seperti sopir akan dengan mudah digantikan AI, sejumlah pekerjaan yang tampaknya sedikit rumit, seperti koki, pelayan kafe, banyak hal di antaranya yang akan menjadi otomatis digantikan AI dalam jangka waktu 15 sampai 25 tahun. AI akan menggantikan sekitar 40 persen dari pekerjaan di dunia.” Jelasnya.

Lee percaya, AI akan mengubah dunia ini jadi lebih baik dari apa pun dalam sejarah umat manusia. Bahkan listrik sekalipun.

Hal ini dilihatnya dari penelitian Lee membiayai perusahaan-perusahaan yang memasang sistem kecerdasan buatan di ruang kelas terpencil di seantero China untuk meningkatkan mutu pembelajaran bagi siswa-siswi yang tempat sekolahnya jauh dari kota-kota besar di Tiongkok. Sistem AI tersebut dirancang untuk mengukur minat dan kecerdasan siswa berdasarkan mata pelajaran.

“AI juga dapat membuat profil detil siswa dan mengetahui hambatan yang dialami oleh siswa tersebut, sehingga guru dapat mempersonalisasi area di mana siswa membutuhkan bantuan,” Jelas Lee.

Lee menambahkan AI akan menciptakan nilai, meningkatkan efisiensi, dan dalam arti luas melakukan lebih baik dari apa yang kita lakukan. Juga lebih cepat karena tidak perlu membangun jaringan listrik, koneksi internet, atau cell towers – karena hanya berjalan di cloud, dan itu jauh lebih plug-and-play daripada revolusi sebelumnya.

Baca lebih lanjut mengenai Artificial Intellegence di sini.

Atau bisa ditonton di video berikut ini.

[youtube v=”EXUjB_7zDSQ”]

TRIPISIA: Persiapan Tenang, Liburan pun Senang

Mengefisiensi planning dan budgeting berwisata di Indonesia, Trip Planner Indonesia atau Tripisia cocok digunakan untuk mengeksplorasi destinasi wisata Anda.

Tripisia membantu wisatawan melakukan rencana apa yang akan dilakukan, mencari akomodasi, restoran, dan atau acara dengan merekomendasikan itinerary otomatis berdasarkan preferensi dan budget.

Penggagas awal Tripisia, Sri Ratna Wulan, mengatakan Tripisia hadir untuk membantu wisatawan Indonesia dalam menyusun tempat – tempat wisata yang dapat dikunjungi sesuai budget yang direncanakan.

“Tahap perencanaan ini bisa jadi sangat menyulitkan jika waktu wisatanya lama dan tempat wisata yang dikunjungi banyak. Belum lagi bagaimana menyesuaikan rencana perjalanan dengan budget yang ada. Selain itu biasanya kita juga harus mencari informasi tempat wisata yang dapat kita kunjungi satu per satu”, jelas Andrew, yang saat ini menjabat sebagai project manager dari Tripisia.

Tripisia adalah sebuah platform yang bertujuan untuk mengintegrasikan data destinasi pariwisata Indonesia dan mengintegrasikan layanan pariwsata seperti akomodasi, atraksi wisata, dan tempat makan sesuai budget yang ditentukan pengguna Tripisia.

Integrasi Layanan Promosi

Selain itu, Tripisia bertujuan untuk mengintegrasikan layanan untuk mempromosikan restoran dan cafe, lokal-lokal bisnis, dan juga acara. Nantinya, Tripisia dapat memberikan tautan jika ingin memesan hotel dalam satu tempat sehingga wisatawan hanya perlu mengeksplorasi apa yang diperlukan di dalam Tripisia.

“Tripisia kini telah bekerjasama juga dengan Kereta Wisata atau Kawis, hal ini bisa memudahkan pengguna kawis dalam merencanakan itinerary berwisata menggunakan kereta api” jelas Andrew.

Setup Aplikasi Tripisia di Smartphone Anda

Anda dapat menggunakan Tripisia di handphone Android dengan mengunduhnya di Play Store atau bisa mengakses https://tripisia.id Apabila anda melakukan registrasi, anda dapat menyimpan rencana perjalanan yang sudah dibuat untuk digunakan kembali sewaktu – waktu.

Temukan Informasi yang Berguna tentang Tempat Perjalanan Anda

Selain itu, Anda bisa mengeksplorasi informasi mengenai atraksi wisata, restoran, penginapan, cara pergi ke sebuah tempat, tips-tips dalam Tripisia.

Sebagai traveler, Anda juga bisa menambahkan informasi, membuat rekomendasi itinerary perjalanan atau meriview sebuah tempat dan atau aktivitas dalam Tripisia, sehingga pengalaman Anda menjadi referensi wisatawan lainnya di Tripisia. Bagi Anda pembuat bisnis juga dapat mengklaim bisnis Anda, mengupdate informasi dan mempromosikan bisnis. Keterlibatan ini diperlukan agar keandalan dan kelengkapan informasi bisa tercapai. Dengan begitu, Tripisia diharapkan mampu menjadi salah satu bagian dalam meningkatkan infrastruktur teknologi informasi untuk pariwisata dan mendukung program pemerintah dalam meningkatkan jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara.

Webinar Perkembangan dan Implementasi Teknologi Smart Mobility dalam Mengatasi Masalah Transportasi di Indonesia

SCCIC –  (21/12 2018 ) Semakin banyaknya masalah transportasi, Mahasiswa Pasca Sarjana STEI ITB mengadakan Live Webinar dengan topik The Revolution of Transportation with Smart Mobility Solution pada Jumat (21/12) di Smart City Living Lab ITB.

Pada webinar ini, membahas mengenai Perkembangan dan implementasi teknologi Smart Mobility dalam mengatasi masalah transportasi di Indonesia.

Pembicara yang hadir dan mengisi webinar tersebut diantaranya Guru Besar ITB / Komisaris PT. KAI, Prof. Suhono Harso Supangkat, Konsultan Smart City / Dosen ITB Dr. Fadhil Hidayat, dan inovasi Garuda Bike oleh Taufiqurrahman Akmal.

Webinar ini dimulai Pukul 9 pagi dan selesai pada pukul 11 siang.

Suhono menjelaskan bahwa digital transformation dalam Smart Mobility dapat terjadi jika infrastruktur data dan informasi dikembangkan dengan baik.

“Pengembangan infrastruktur data dan informasi ini yang disebut sebagai digitalisasi” ujar Suhono.

Dalam kesempatan yang sama, Konsultan Smart City sekaligus Dosen ITB, Dr. Fadhil Hidayat, menjelaskan ciri-ciri smart mobility diantaranya ialah murah, cepat, dan aman, jelasnya dalam webinar tersebut.

Selain itu, salah satu inovasi Smart City Living Lab ITB, GarudaBike pun memberikan penjelasan solusi dari platform smart mobility yang dikembangkan untuk mendorong sistem IoT sepeda pintar dan dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi penggunanya.

Materi pembicara webinar The Revolution of Transportation with Smart Mobility Solution bisa diunduh di sini.

Membangun Kota Cerdas lewat Kolaborasi Pemerintah, Swasta, dan Warga

SCCIS – (11/10) Permasalahan pelik perkotaan, yang menjadi titik temu dan berkumpulnya orang banyak, akan terus bertambah seiring bertambahnya jumlah penduduk. Kolaborasi pemerintah, swasta, komunitas, dan masyarakat menjadi kunci terciptanya tata kelola yang baik.

Hal itu menjadi topik dalam Smart Indonesia Initiatives Forum (SIIF) dan International Conference on ICT for Smart Society (ICISS) 2018 di Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (11/10/2018). Acara yang dimulai sejak Rabu itu buah kerja sama Institut Tekonologi Bandung dan Pemkot Semarang.

Peneliti Smart City & Community Innovation Center (SCCIC) ITB, Hendra Sandhi Firmansyah, Kamis, mengatakan, dalam pembangunan kota, inovasi perlu dilakukan. Namun, kerap kali kota terbentur hambatan ketersediaan infrastruktur, yang juga berkaitan dengan pendanaan.

Menurut Hendra, inovasi sebenarnya terus bermunculan seiring inisiatif kota dalam membangun daerahnya. “Namun, kerap kali ada kendala modal. Lalu bagaimana mengatasinya? Kolaborasi. Pendanaan dapat melalui CSR, yang juga didukung keterlibatan peneliti dan akademisi,” ujarnya.

Berikutnya, lanjut Hendra, yang perlu disiapkan ialah sumber daya manusia (SDM) serta kesiapan masyarakat menerima teknologi informasi (TI). Menurutnya, dari survei di beberapa kota, ketersediaan tenaga TI dalam mendukung inovasi hanya berkisar 30-40 persen dari kebutuhan.

Terkait penerapan teknologi di tengah masyarakat, setiap kota memiliki karakteristik sendiri-sendiri sehingga kebutuhannya berbeda. “Namun, bisa dilakukan pengenalan teknologi secara persuasif kepada masyarakat. Juga diikuti perubahan pola pikir dari masyarakatnya,” kata Hendra.

Hendra mengatakan, forum yang telah memasuki tahun ke-4 ini digelar di Kota Semarang, yang selama ini dinilai gencar menginisiasi smart city. Dari pertemuan yang juga menghadirkan sejumlah ahli dari mancanegara itu, akan lahir rekomendasi dari masalah-masalah yang mengemuka.

Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, yang juga ketua panitia, Baskara Nugraha, menuturkan, seiring urbanisasi, masalah yang tumbuh di satu kota akan lebih cepat dibandingkan upaya mengatasinya. Ini termasuk masalah lingkungan, sosial, dan kriminalitas di dalamnya.

Dengan cara lama, yang sepenuhnya bergantung pada pemerintah, permasalahan akan semakin kompleks. “Karena itu, dalam pertemuan ini kami bertukar pikiran bagaimana caranya agar masalah tertangani dengan cepat. Salah satunya, cari inovasi-inovasi yang non konvensional,” ujar Baskara.

Guru Besar Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, Suhono Harso Supangkat, mengatakan, dalam konsep Smart City Living Lab, kolaborasi para pemangku kepentingan penting. “Karakteristik Society 5.0 antara lain Co Society, Colaboration, Co Creation, dan Co Working space,” kata Suhono.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, menuturkan, setiap wilayah memiliki kebudayaan dan kearifan lokal yang berbeda. Sehingga, pengalaman satu kota tidak serta merta langsung bisa diadaptasi oleh kota lainnya. Namun, bisa saling belajar satu sama lain.

“Kami terus memberi pemahaman tentang pentingnya kolaborasi. Beberapa waktu lalu, Kota Semarang bekerja sama dalam hal pengembang Smart City dengan Kabupaten Batang, Rembang, Klaten, dan Kota Banjarmasin. Ini yang disebut konsep membangun bersama,” kata Hendrar.

Hendrar menambahkan, konsep smart city harus cepat dan memberi kepastian waktu, baik dalam pelaporan maupun pelayanan perizinan. Sejumlah fasilitas di Pemkot Semarang antara lain sistem pelaporan daring, perizinan daring, dan sistem pengawasan terintegrasi di “Situation Room”./Kompas.id

Sambutan Walikota Semarang pada Forum Indonesia Cerdas Ke 4 Tahun 2018

Mewakili seluruh masyarakat Kota Semarang, saya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas yang telah menunjuk Kota Semarang sebagai tuan rumah Forum Prakarsa Indonesia Cerdas Ke-4.

Tentu saja besar harapan saya jika kegiatan Forum Prakarsa Indonesia Cerdas ke-4 yang akan diselenggarakan di Kota Semarang, pada tanggal 10-12 Oktober 2018 ini dapat memberikan manfaat yang sangat besar dalam pengembangan Indonesia menjadi lebih baik dan lebih hebat, termasuk Kota Semarang.

Terlebih tema kegiatan kali ini yaitu “Inovasi Menuju Kota Cerdas dan Masyarakat (Society) 5.0” sesuai dengan konsep pembangunan Kota Semarang yang mengusung semangat Bergerak Bersama. Secara lebih luas keterlibatan masyarakat dalam upaya pembangunan kota cerdas juga sesuai untuk merepresentasikan budaya gotong royong yang menjadi kekhasan masyarakat Indonesia.

Maka mengingat itu semua, forum ini menjadi sangat penting sebagai tempat berdiskusi agar teknologi dapat benar-benar menjadi instrument bersama masyarakat dalam mencapai sebuah tujuan positif, entah itu dalam ruang lingkup Negara secara luas, Provinsi, Kota, Kabupaten, hingga komunitas-komunitas masyarakat.

Optimisme saya atas dampak positif yang bisa didapatakn daru forum ini didasari oleh konsistensi dalam penyelenggaraannya. Sejak digulirkan 4 tahun lalu, Forum Indonesia Cerdas telah menginspirasi seluruh pihak untuk dapat menginisiasi sebuah Smart Society dalam berbagai tingkatan. Hal tersebut pula kemudian juga menjadi pendorong terjadi pertumbuhan ekonomi dari pengembangan potensi-potensi yang sebelumnya belum secara maksimal tergarap.

Selain itu, kegiatan ini menjadi penting juga karena akan diadakan forum Konferensi Internasional ICT for Smart Society dengan mengundang berbagai penggiat ASEAN Smart City, serta berbagai perwakilan berbagai negara lainnya.

Untuk itu saya mewakili seluruh masyarakat Kota Semarang dan penyelenggara mengundang rekan-rekan Pemerintah, Swasta, Perguruan Tinggi, dan Komunitas lainnya untuk hadir dalam kegiatan ini.

Wali Kota Semarang,

 

 

Hendrar Prihadi, SE.MM.

Goesmart 2018 Ajang Wujudkan Indonesia Cerdas

Perhelatan besar forum Indonesia cerdas tahun 2018 yang digelar e-Indonesia Initiatives Forum (EII) dan Forum Smart Indonesia Initiative (SII) bertema Goesmart 2018 merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan komunitas, masyarakat, desa, kota/kabupaten, provinsi, dan Indonesia yang cerdas.

Agenda yang akan ada pada Goesmart 2018 di Semarang ini yakni sejumlah seminar nasional seperti SIIF seminar internasional, ICISS 2018, forum APIC, C-Gen Festival dan Smart City Tour Semarang. Seminar ini nanti akan menjadi tempat untuk membahas dan mendiskusikan segala bentuk masalah yang ada serta kemampuan sebuah kota dan juga memberikan saran agar dapat terwujud sebuah kota yang aman, nyaman dan berkelanjutan.

Forum Prakarsa e-Indonesia atau e-Indonesia Initiatives Forum telah berlangsung selama 10 kali sejak tahun 2005. Dalam setiap acara forum, rata-rata pengunjung yang hadir melebihi 1000 peserta, baik dari kalangan akademisi, industri hingga pemerintahan.

Sekumpulan rekomendasi dan aksi telah berjalan berhasil dijalankan dengan baik. Mulai dari urgensi pentingnya pembangunan Infrastruktur TIK, pengembangan sumber daya manusia, tatakelola hingga generasi muda pengguna TIK Rekomendasi e-II ke 11 tahun 2015 memberikan amanah agar pemangku kepentingan Indonesia rekomendasi eii 11 tahun 2015 memberikan amanah agar para pemangku kepentingan di indonesia lebih berinovasi dalam berbagai sektor untuk membangun Indonesia melalui inovasi TIK dan Non-TIK, mewujudkan tatakelola pada skala lokal dan nasional, melakukan kolaborasi dalam mebangun kebijakan dan regulasi untuk mendukung inovasi, melakukan edukasi kepada berbagai stakeholder untuk membangun Indonesia, dan pemerataan infrastruktu TIK maupun non-TIK diberbagai pelosok di Indonesia.

Rekomendasi ini juga sangat relevan dengan amanah pembukaan UUD 45 yang mengarahkan bahwa salah satu tujuan pembangunan Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk melaksanakan itu, mulai tahun 2015 telah disiapkan pembentukan Prakarsa Indonesia Cerdas yang dalam kelanjutannya dikembangkan untuk Kota Cerdas dan Komunitas Cerdas. Selanjutanya ITB telah mengusulkan suatu model awal Kota Cerdas Indonesia (Garuda Smart City Model). seperti gambar di bawah ini.

 

Garuda Smart City Model (GSCM) adalah sebuah konsep atau metode awal yang dikembangkan untuk mengukur tingkat kematangan pengembangan smart city dengan target penentuan kondisi existing, pengembangan rekomendasi, roadmap dan pemeringkatan. Sacara umum GSCM memiliki 3 karakterisitk (ekonomi, sosial, dan lingkungan), 3 enabler (teknologi, tatakelola, dan people), 12 faktor (pusat ekonomi, industri, pendidikan, sumberdaya alam, keamanan dan bencana, kesehatan, transportasi, pelayanan publik, sosial digital, energi, lingkungan, dan tataruang) dan 111 indikator dengan hasil pengukuran terdiri dari 5 level, yaitu ad hoc, initiative, scattered, integrative, smart. Level ini memperlihatkan sejauh mana inisiasi atau implementasi smart city diterapkan oleh kota. Level ini menunjukan kondisi eksisting kota dalam menerapkan konsep smart city.

Goesmart 2018

[youtube v=”P7UeDtk4eMk”]

Slebor Pit 2018 Dukung Sleman Smart Tourism dan Smart Regency

SCCIC, (03/05) – Dukung Sleman Smart Tourism and Sleman Smart Regency. Pemerintah Kabupaten Sleman gelar Sepeda Santai dalam hari jadi Sleman ke-102. Sleman terus melakukan inovasi dalam mempromosikan segala potensi wisata yang ada di Kabupaten Sleman, salah satunya melalui Event Slebor Pit 2018.

“dalam rangka menyemarakkan Hari Ulang Tahun ke-102 Kabupaten Sleman memantapkan Sleman sebagai salah satu destinasi wisata baru terkemuka di Daerah Istimewa Yogyakarta, bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Sleman di dukung oleh Tripisia dan Cgen” kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Dra H Sudarningsih.

Kepala BPPS (Badan Promosi Pariwisata Sleman), Guntur Eka Prasetya dalam sambutannya menjelaskan bahwa Sleman memiliki potensi pariwisata yang tidak kalah dibandingkan dengan kabupaten atau kota yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. “Banyak wisata yang tak kalah bagus yang tersebar dari sisi utara dan selatan, serta sisi timur dan barat wilayahnya. Potensi Pariwisata ini merupakan untuk memperkenalkan dan mencoba memviralkan destinasi wisata baru yang ada” katanya.

Guntur menambahkan Obyek wisata di suatu wilayah dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, jika dikelola dengan baik. Apabila kegiatan pariwisata ini bisa berjalan, maka akan berimbas juga pada kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan pengelolaan destinasi wisata salah satunya ditentukan oleh sosialisasi, di antaranya melalui SLEBOR-PIT/Sepeda Santai ini tujuannya agar nanti hasil kegiatan ini  bisa diupload, sehingga bisa diketahui masyarakat luas.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Dra H Sudarningsih, MSi menegaskan bahwa SLEBOR-PIT dengan tema Sehat-Fun-Edukatif adalah upaya untuk lebih mengenalkan Potensi wisata baru  yang ada di Kabupaten Sleman kepada masyarakat luas dan peserta Gowes bareng slebor pit, untuk lebih menjadikan Sleman sebagai salah satu destinasi wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Melalui pengembangan wisata ini, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Sleman yang merupakan salah satu destinasi pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Menurut Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman Drs. Agung Armawanta, MT. mengungkapkan obyek wisata bisa menjadi lahan pekerjaan bagi warga di sekitarnya.berharap para pemuda dan masyarakat terus menumbuhkan kreativitasnya untuk memberdayakan potensi obyek wisata yang ada di wilayahnya.

“Sebenarnya itu bisa jadi lapangan pekerjaan juga ya. Saya harap para pemuda bisa terus berkreasi lagi” kata Agung.

Dalam event ini, pengunjung dapat menikmati beberapa Obyek wisata baru seperti Waroeng Pitoelas Berbah Sleman, Pabrik Mbako Kalasan, Ikan Koi Center Santoso,Embung Tegal Tirto dan Sanggar Seni Kali Opak Jebresan serta sekaligus memperkenalkan obyek wisata baru Liitle Amazon. Selain itu, terdapat beberapa acara pendukung seperti kuliner masyarakat penduduk lokal,Lomba Fotografi, serta panggung hiburan Organ Tunggal dengan menampilkan para penari dari sanggar tari,di hibur Artis Lokal di iringi dengan Musik Gamelan khas Sleman Yogyakarta.

Ada 6 destinasi wisata yang dikunjungi dalam kegiatan Slebor Pit tersebut, dengan meeting point di Obyek Wisata Sanggar Seni Kali Opak Jebresan dan Pengenalan Obyek Wisata buatan Little Amazon

Pertama di Garis Start Waroeng Pitoelas Berbah Sleman, peserta diajak menikmati Pemandangan Sawah. Di sana peserta disuguhi pemandangan persawahan dan perkampungan penduduk, kedua, peserta berpindah ke Pabrik Mbako Salah satu Pabrik Tembakau di jadikan sebagai tempat penyimpanan hasil tembakau buat di distribusikan lagi ke Pabrik Tembakau di Surabaya. Post 3 Para Peserta Slebor Pit di ajak menlihat dan mengunjungi Ikan Koi Center Santoso Sleman salah satu Pembibitan Ikan Koi yang ada di Kabupaten Sleman dari mulai pembibitan anakan Ikan Koi sampai pembibitan sudah dewasa kemudian di Ekspor ke Luar Negeri juga Ikan Koi Center Santoso Sleman salah satu Pembibitan Ikan Koi yang ada di Kabupaten Sleman, Post  4;Peserta Slebor Pit di ajak mengelilingi Pemandangan Alam dan Lanskap yang sangat eksotis dengan melihat panorama Hutan yang masih alami dengan tujuan selanjutya menuju Embung Tegal Tirto salah satu Obyek Wisata buatan di lengkapi dengan permainan air sebagai daya tarik wisata sehingga para wisatawan dapat menikmati embung tegal tirto ini dengan begitu menyenangkan, dan Post 4.Embung Tegal Tirto. Post 5;Peserta slebor Pit selanjutnya di Garish Finish Padepokan Seni Jabresann kali opak merupakn sanggar seni tari buat belajar dan latihan seni budaya agar terus melestarikan kesenian daerah yang ada di kabupaten sleman, juga Post 5:Garis Finish Padepokan Seni Jabresan Kali Opak.

Sambil menikmati Garis Finish Padepokan Seni Jabresan Kali Opak para peserta Slebor Pit yang berjumlah 220 orang di ajak menikmati pemandangan Little Amazon obyek wisata baru yang ada di Berbah Sleman dengan memanfaatkan wisata buatan.

Cloud Computing; Infrastruktur Ekonomi Digital Indonesia

Cloud Computing; Infrastruktur Ekonomi Digital Indonesia oleh Prof. Suhono Harso Supangkat

Sambutan Prof. Suhono Harso Supangkat di Ulang Tahun ke-3 Neuronesia

Rini Tunjuk Guru Besar ITB Jadi Komisaris KAI

SCCIC, (27/3) – Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno selaku wakil pemerintah dalam pemegang saham PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) mengangkat Suhono Harso Supangkat sebagai Komisaris. Selain itu, Suhono juga ditunjuk sebagai pelaksana tugas Komisaris Utama KAI.

Sebagai informasi, Suhono merupakan Guru Besar Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia merupakan pencetus ide smart city pendukung pembangunan berkelanjutan.

Penyerahan salinan keputusan Menteri BUMN dilakukan oleh Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Ahmad Bambang di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat pada Selasa (27/3/2018).

“Melalui pengangkatan Komisaris Utama ini diharapkan kerja sama Direksi dan Dewan Komisaris semakin solid untuk mendukung kemajuan dan ekspansi KAI,” ujar Ahmad Bambang dalam keterangan tertulisnya.

Acara ini dihadiri oleh jajaran Dewan Komisaris dan Direksi KAI serta pejabat dan pegawai Kementerian BUMN.

Pria yang akrab disapa Abe menyampaikan bahwa kemajuan teknologi mengubah kebiasaan penumpang. Tuntutan kemajuan khususnya di bidang angkutan untuk dapat diintegrasikan dengan hunian.

Ia juga mengatakan bahwa BUMN harus mampu untuk mendeklarasikan green, renewable energy dan smart city./detik.com

ITB dan Waseda University adakan Webinar bertema; Co creation untuk Membangun “New Society”

SCCIC, (25/3) – LPIK ITB bekerja sama dengan Waseda University Jepang menyelenggarakan seminar on line atau Webinar pada tanggal 26 Maret 2018. Tema yang diambil adalah bergotong royong atau Co Creation membangun Masyarakat Baru.

Webinar ini dilakukan untuk memperingati 100 tahun Pendidikan Tinggi Teknik yang jatuh pada tahun 2020 dan juga 60 tahun Persahabatan Indonesia Jepang tahun 2018.

Kedua negara mempunyai tantangan masing masing untuk bisa tumbuh berkembang. Komposisi penduduk Jepang akan lebih banyak yang tua (elderly people), sementara Indonesia sedang diberi kesempatan dengan bonus demografi.

Tantangan lain adalah berkembangnya teknologi baru yang telah dan akan “mendirupsi” tatanan masyarakat yang ada.

Munculnya IoT, Big Data dan Artificial Intelligent akan menambah tantangan membangun kedua negara.

Lapangan pekerjaan , hubungan manusia dengan mesin, mesin dan mesin akan saling kait mengkait yang mungkin mengubah tatanan baru hubungan kedua belah pihak.

Persahabatan Jepang dan Indonesia yang sudah genap 60 tahun tentu perlu ditingkatkan sesuai dengan tantangan yang ada.

Kerjasama yang memberi keuntungan kedua belah pihak perlu terus dikaji.

Webinar dengan tajuk “Co creation” untuk membangun masyarakat baru ini diupayakan untuk tujuan diatas.

Menjadi Nara Sumber dalam Webinar ini diantaranya Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia, Bambang Brojonegoro, Wakil Menteri Dalam Negeri dan Komunikas Jepang , Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional Indonesia Hendri Saparini, Prof Toshio Obi Waseda University, Prof. Suhono H. Supangkat ITB dan juga Direktur MRT Jakarta, Dr. Agung Wicaksono

Bukittinggi Akan Buat Kolaborasi dengan ITB Soal Smart City

SCCIC.ID, (21/03) – Bukittinggi akan buat kolaborasi dengan ITB soal smart city, hal tersebut disampaikan Wakil walkot Bukittinggi, H. Irwandi, S.H, saat Living Lab Smart City and Community Innovation Center ITB kembali lakukan penjelasan hasil Rating Kota Cerdas Indonesia 2017 (RKCI 2017), Kota Tanjungbalai dan Kota Bukittinggi, di Living Lab Smart City SCCIC ITB pada Kamis (20/03).

Hadir dalam pembahasan tersebut, yakni Wakil walkot Bukittinggi, H. Irwandi, S.H, Kepala Diskominfo Kota bukittinggi Drs. H. Johni, Kepala Diskominfo kota Tanjungbalai DrsWalman RP Girsang dan perwakilan dari Bapeda Kota Tanjungbalai.

Kehadiran tersebut disambut oleh Ketua Smart City Indonesia, Prof. Suhono Harso Supangkat dan beberapa peneliti Smart City ITB, Dr. Ir. Arry Akhmad Arman, Hendra Sandy.

Wakil walikota Bukittinggi, H. Irwandi, S.H, mengatakan pembahasan RKCI tersebut menjadi suatu pemahaman bahwa smart city bukan masalah berbasis IT.

“smart city bukan maslah IT, bahwa hal tersebut berimplikasi ke masalah sosial, dan yang lainnya. Sehingga penyelesaiannya tidak selalu dengan berbasis IT.” Kata Irwandi saat diwawancarai usai penjelasan RKCI tersebut di SCCIC Living Lab ITB.

Irwandi menambahkan dirinya sangat terbantu dengan adanya penjelasan hasil RKCI 2017 tersebut. “kini karena kita sudah tahu kita berada pada kuadrat mana, ke kedepannya akan kerjasama dengan ITB dalam membangun smart city living lab di Bukittinggi” kata Irwandi.

Mengenai inovasi yang dikembangkan oleh SCCIC, Bukittinggi akan ada banyak penerapan inovasi tersebut, oleh karenanya ia sangat berkeinginan membuat kolaborasi dengan ITB.

“Harapannya, setelah adanya evaluasi RKCI, Bukittinggi akan jadikan evaluasi apa saja yang perlu diperbaiki, seperti dalam SDM, hal ini bisa diperkuat dengan adanya kerjasama dengan ITB ini. Seperti penguatan kapasitas SDM” jelasnya.

Menurut Irwandi, membangun smart city tidaklah mudah, menurutnya Smart city bukan mencari prestise, tapi kebutuhan, optimisme nya tinggi dari keberhasilan smart city ialah sebagai efisiensi kota, seperrti dalam mengelola kebijakan pemerintah agar transfaran, dan cerdas dalam bertindak dalam ekonomi sosial budaya dan lainnya.

“Walaupun sekarang belum ada kota di Indonesia yang 100 persen sudah smart city, oleh karena itu harus banyak pendekatan pada SDM. Sosialisasi perlu dilakukan untuk mengenalkan pada masyarakat akan smart city.” Pungkasnya.

Peneliti Smart City: 7 Kesalahan Kota yang Sering Dilakukan

SCCIC.ID, (16/03) – Dalam acara halfday workshop hasil Rating Kota Cerdas Indonesia 2017 yang kembali dilakukan oleh Living Lab Smart City and Community Innovation Center ITB, Peneliti Smart City ITB, Ryan A. Nugraha menjelaskan bahwa ada beberapa kesalahan kota yang sering dilakukan kota. Hal tersebut disampaikan oleh Ryan dalam paparannya kepada perwakilan dari Kota Makassar dan Kota Manado, di SCCIC Living Lab ITB pada kamis, (15/03). “Dalam membangun smart city, ada tujuh kesalahan umum yang sering dilakukan kota”, ujar Ryan dalam pembahasannya di SCCIC Living Lab.

Hadir dalam pembahasan tersebut, yakni Kepala Diskominfo Kota Makassar, Ismail Hajiali, Kepala Seksi Aplikasi Diskominfo Makassar Jusman, Kasi Aplikasi dan Telematika Muhammad Hamzah, dan Kabid Aptika Diskominfo Kota Manado.

Kesalahan kota yang sering dilakukan tersebut ialah:

  1. Tidak memulai dari basic value, malah fokus ke additional value.
  2. Tidak memulai dengan yang harus diperbaiki.
  3. Tidak menerapkan manajemen (terutama keberlanjutan).
  4. Tidak mempersiapkan inisiatif secara serius dan didukung enabler yang holistic.
  5. Tidak mengeliminasi inisiatif kontra produktif.
  6. Tidak mengajak partisipasi public secara efektif.
  7. Tidak mulai dari yang kecil (scope terbatas).

Rating Kota Cerdas Indonesia tahun 2017 (RKCI 2017) mengukur 93 kota (kecuali kota administratif Jakarta) di Indonesia, dengan klasifikasi kota besar yaitu kota dengan penduduk di atas 1 juta jiwa sebanyak 14 kota; kota sedang yaitu kota dengan penduduk diantara 200 ribu hingga 1 juta jiwa sebanyak 43 kota dan kota kecil yaitu kota dengan penduduk di bawah 200 ribu jiwa sebanyak 36 kota.

Tahap seleksi terdiri dari evaluasi mandiri dimana kota diminta untuk mengisi kuesioner secara online; penilaian hasil evaluasi mandiri; validasi dan kunjungan langsung ke kota-kota finalis; pemetaan kota berdasarkan potensi masing-masing dan pengumuman hasil pemetaan kota.

Pemetaan dilakukan dengan menilai proses pengelolaan kota dari sisi utilisasi sumber daya, manajemen, integrasi dan keberlanjutan, e-government, strategi dan rencana serta menilai kualitas hidup dari sisi pelayanan, indeks kualitas hidup dan indeks lainnya, persepsi masyarakat dan penilaian terhadap inovasi kota.

Menurut Yuti Ariani, peneliti smart city lainnya, dari rata-rata 31 kota yang dikunjungi oleh tim Surveyor RKCI 2017, kriteria rating kesehatan cerdas memiliki nilai tertinggi dibandingkan kriteria rating lainnya. Sedangkan kriteria rating Pengembangan dan Pengelolaan Kota, Kesiapan Integrasi dan Ekosistem Teknologi Finansial merupakan kategori dengan nilai terendah.

ITB Bahas Hasil RKCI 2017 Kota Makassar dan Manado

SCCIC.ID, (15/03) – Living Lab Smart City and Community Innovation Center ITB kembali lakukan penjelasan hasil Rating Kota Cerdas Indonesia 2017 (RKCI 2017), Kepada Diskominfo Kota Makassar dan Kota Manado, di Living Lab Smart City SCCIC ITB pada Kamis (15/03).

Hadir dalam pembahsan tersebut, yakni Kepala Diskominfo Kota Makassar, Ismail Hajiali, Kepala Seksi Aplikasi Diskominfo Makassar Jusman, Kasi Aplikasi dan Telematika Muhammad Hamzah, dan Kabid Aptika Diskominfo Kota Manado.

Kehadiran tersebut disambut oleh Ketua Smart City Indonesia, Prof. Suhono Harso Supangkat dan beberapa peneliti Smart City ITB, Dr. Ir. Arry Akhmad Arman, Yuti Ariani, dan Ryan Adithya Nugraha.

Dalam pembahasan hasil RKCI 2017 Kota Makassar, Kepala Diskominfo Kota Makassar, Ismail Hajiali mengatakan bahwa pembahasan hasil RKCI 2017 tersebut sangat menambah wawasan.

“bahwa di daerah, membangun kota cerdas bukan lagi berbicara mengenai teknologi dan informasi semata, tapi memang bagaimana membangun kualitas hidup masyarakatnya” kata Ismail dalam wawancara kami usai acara penjelasan hasil RKCI 2017.

Menurut Ismail, meski Makassar sudah memulai konsep smart city, seperti adanya living lab, war room, lorong garden yang cerdas, cctv, dan integrasi layanan lainnya, ITB dalam hal ini bisa memberikan guidance dalam melaksanakan konsep smart city.

Selain membahas hasil RKCI 2017, peneliti SCCIC Living lab ITB juga mengenalkan mengenai ISSP, yaitu Integrated Smart System Platform, inovasi Smart Identity (sidas.id), indismart dan Tripisia (tripisia.com) yaitu trip planner Indonesia.

Mengenai inovasi Living Lab SCCIC tersebut, Ismail berpendapat bahwa inti dari layanan tersebut bisa menambah kualitas dan layanan hidup masyarakat menjadli lebih baik, dan langsung bisa dirasakan.

“Memang, sama Smart city bukan hanya mempunyai teknologi dan command center, bahwa inovasi kota cerdas bisa membangun kota sesuai kebutuhan” katanya.

Ismail berharap dengan adanya RKCI yang dilakukan ITB, akan bisa memotivasi atau mendorong daerah dalam membangun indikator kota cerdas.

Pada Awarding RKCI 2017, Tiga kategori penghargaan berhasil di menangkan kota Makassar yakni Rating Digital Government Readiness, Rating Kesiapan Integritas (Integration Readiness), serta Rating Pengembangan dan Pengelolaan Kota (smarter way).

Sedangkan, Kota Manado selain itu, setelah menerima penghargaan utama sebagai Rating Kota Cerdas Indonesia 2017 kategori Kota Sedang yang diserahkan secara langsung Wakil Presiden RI dan diterima Wakil Walikota Manado Mor D,  Bastiaan mewakili Walikota Manado di Istana Wakil Presiden pada Senin, 11 Desember 2017, masih dalam rangkaian Rating Kota Cerdas Indonesia yakni acara Talkshow Samrt City yang dilaksanakan di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan Jakarta Pusat,  Kota Manado menerima 10 penghargaan kategori penilaian kota cerdas dari 13 kategori yang dinilai selaku Kota yang menuju cerdas (smart city).

 

SCCIC ITB Bahas Hasil RKCI 2017 Kota Bontang

 

SCCIC.ID – (09/03) Living Lab Smart City and Community Innovation Center ITB kembali lakukan penjelasan hasil Rating Kota Cerdas Indonesia 2017 (RKCI 2017), Kepada Diskominfotik Kota Bontang, di Living Lab Smart City SCCIC ITB pada Selasa (08/03).

Pembahasan yang berlangsung dua jam itu membahas tentang Garuda Smart City Framework, Hasil Rating Kota Cerdas 2017 Kota Bontang, dan berbagai Inovasi smart city SCCIC oleh Peneliti smart city Ryan Adithya Nugraha dan Tim Livinglab SCCIC.

Hadir dalam pembahasan tersebut yakni, Kepala Kepala Seksi Aplikasi dan Teknologi Informasi Diskominfotik Kota Bontang Wahyu Hermawan, S.Si, MT, Kabid Pengembangan TIK, Taufiqurrakhman, SH, M.Si, selain itu ada perwakilan dari Bapelitbang, dan Badan Pengelolaan Keuangan Daerah dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bontang.

Menurut Peneliti smart city Ryan Adithya Nugraha pembahasan Rating Kota Cerdas tersebut sangat penting untuk melihat potensi kota ke depan agar kota bisa lebih baik.

“Sebagai bahan evaluasi, Bontang tahu kelemahan dan kelebihannya di mana, yang masih kurang bisa diperbaiki dan yang sudah bagusnya lebih ditingkatkan lagi”. Kata Ryan dalam presentasinya.

ITB dan University of Technology Sydney Buat Kolaborasi Kembangkan Smart City

SCCIC – Jumat (2/2), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan University of Technologi Sydney (UTS) bekerja sama dalam mengembangkan smart city (kota cerdas). Ide kota cerdas ini akan diterapkan di Indonesia dalam waktu dekat.

Father of Smart City Indonesia, yang juga peneliti dari Smart City and Community Innovation Center (SCCIC) ITB, Suhono Harso Supangkat menjelaskan bahwa kolaborasi ini untuk mencari persoalan kota yang menjadi masalah bagi masyarakat. “Kami berusaha memecahkan masalah urban area tersebut terlebih dahulu dan mencari pola smart city yang tepat,” kata Suhono dalam presentasinya.

Kerja sama ini merupakan kelanjutan dari pembicaraan antara Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull di Sydney, Australia, tahun lalu. Pembicaraan tersebut mengulas seputar meningkatkan kerja sama di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi.

Kerjasama akan dimulai membahas dan mengembangkan smart city Jakarta. Sebab, permasalahan Jakarta sudah jelas. Jakarta meluncurkan aplikasi Jakarta Smart City sejak tiga tahun lalu. Namun, menurut Suhono, kota cerdas bukan sekadar teknologi, melainkan pemahaman masyarakat. “Itu menjadi hal yang harus diperbaiki, dari sisi partisipasi. Kepentingan-kepentingan politik yang berdampak tidak baik juga harus dinetralkan,” kata dia.

Suhono mengatakan, smart city bukan hanya persoalan teknologi dan infrastruktur, tapi sumber daya manusia juga perlu disiapkan untuk menghadapi perkembangan tersebut. “Jika manusia tidak siap dalam melakukan pembangunan, maka smart city tidak akan tercapai,” ujarnya.

Dia menyebutkan beberapa kendala smart city di Indonesia. “Tidak hanya masalah teknologi, tapi masalah-masalah kultural masyarakat,” kata dia. “Kemudian masalah penerimaan masyarakat terhadap smartcity,.”

Anthony Burke, Dekan Kerja sama Internasional dan Eksternal untuk UTS School of Architechture mengatakan, kolaborasi ini akan memberikan keuntungan bagi banyak orang. “Kami melihat banyak bidang untuk kepentingan bersama yang akan menguntungkan banyak orang bagi kedua negara, bahkan diseluruh wilayah Asia Pasifik. Kami sangat antusias dengan kesempatan untuk mencari solusi perancangan smart city yang baik,” ujar Burke./Tempo.co

SCCIC ITB Bahas Hasil RKCI 2017 Kota Semarang

SCCIC.ID – 20/02, Living Lab Smart City and Community Innovation Center ITB kembali lakukan penjelasan hasil Rating Kota Cerdas Indonesia 2017 (RKCI 2017), Kepada Kepala Bidang E-Government Kota Semarang, di Living Lab Smart City SCCIC ITB pada Selasa (20/02).

Pembahasan yang berlangsung dua jam itu membahas tentang e-government, Hasil Rating Kota Cerdas 2017 Kota Semarang, dan berbagai Inovasi smart city SCCIC oleh Peneliti smart city, Dr. Ir. Arry Akhmad Arman, Yuti Ariani, dan Ryan Adithya Nugraha dan Tim Livinglab SCCIC.

Hadir dalam pembahasan tersebut yakni, Kepala Bidang E-Government Kota Semarang Arif Budiman, dan Kabid Layanan E-Government Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persediaan Kota Semarang, Taufik Hidayat.

Kabid Layanan E-Government Kota Semarang, Taufik Hidayat mengatakan bahwa, pembahasan Rating Kota Cerdas tersebut sangat penting untuk melihat potensi kota ke depan agar kota bisa lebih baik.

“Sebagai bahan introfeksi, semarang tahu kelemahan dan kelebihannya di mana, yang masih kurang bisa diperbaiki dan yang sudah bagusnya lebih ditingkatkan lagi”. Kata Taufik saat diwawancara setelah pembahasan RKCI 2017 Kota semarang di Living Lab SCCIC ITB.

Taufik menambahkan bahwa Kominfo Kota Semarang mendukung inovasi penelitian smart city tersebut.

“Hal ini bisa berkolaborasi, dan bagaimana meningkatkan pelayanan untuk masyarakat. Hal seperti ini (red RKCI) sangat baik, dari Kominfo sangat mendukung untuk kota lebih baik atau jadi kota cerdas”. Pungkasnya.

Menggerakan Masyarakat dalam Keterlibatan Membangun Smart City

SCCIC.ID, (21/02) – University of Technology Sydney dan Institut Teknologi Bandung berkolaborasi bersama untuk mengembangkan kota cerdas. Prasyarat utama dari terwujudnya kota cerdas adalah munculnya keterlibatan masyarakat dan seluruh komponen untuk bersama-sama membangun kota.

Perserikatan Bangsa-Bangsa memprediksi pada 2030 dunia akan memiliki 41 megakota dengan 10 juta penduduk atau lebih. Karena itu, diperlukan gerakan bersama untuk membangun kota cerdas yang bisa memenuhi kebutuhan warganya dengan layak.

“Kota cerdas terdiri atas tiga tahapan. Pertama, kota cerdas 1,0 yang melihat teknologi sebagai solusi. Kedua, kota cerdas 2,0 yang melihat kepala daerah mereka sebagai sosok panutan utama. Ketiga, kota cerdas 3,0 yang mampu menggerakkan masyarakat untuk mau terlibat dalam membangun kota. Jadi, pengembangan kota cerdas bukan sekedar membangun teknologi, melainkan bagaimana seluruh komponen mau mendukung dan terlibat,” kata Ketua Smart Indonesia Initiatives ITB Suhono Harso Supangkat, Rabu (31/1), di Jakarta.

Kerja sama antara UTS dan ITB sudah berlangsung sejak tahun lalu saat kedua lembaga menggelar seminar dan workshop “Role of Smart Citizenship in Smart Cities: Lessons Learned” di Jakarta. Melalui kerja sama ini, UTS dan ITB akan mengembangkan sebuah kerangka kerja untuk membantu kota-kota di Indonesia, Australia, dan Asia Pasifik dalam menciptakan solusi kota cerdas.

Menurut Dekan Kerja Sama Internasional dan Eksternal UTS Anthony Burke, selama ini pengembangan kota-kota di dunia cenderung berkiblat ke belahan dunia sebelah utara, seperti di Eropa dan sekitarnya, namun, untuk bisa mewujudkan kota cerdas, mestinya dibutuhkan riset yang mendalam di setiap kawasan mengingat setiap kota memiliki ciri dan kekhasan tersendiri.

Proyek pengembangan kota cerdas menekankan dua tujuan, yaitu tercapainya kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat.

“Siapakah itu yang disebut orang bahagia? Apakah orang kaya? Menurut riset, orang bahagia adalah mereka yang hidup nyaman, merasakan kepuasan dan kepenuhan hidup, serta mampu menyikapi stres sebagai tantangan, bukan masalah,” ujar Guru Besar Kesehatan Mental Fakultas Kesehatan UTS Prasuna Reddy.

Selain dengan ITB, UTS melalui lembaganya, UTS insearch, juga bekerja sama dengan Universitas Brawijaya, Malang, dalam pengajaran bahasa Inggris akademik bagi mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang akan studi ke Australia.

Tahun 2017, UTS Insearch menawarkan beasiswa sebesar 300.000 dollar Australia kepada mahasiswa-mahasiswa Indonesia./Apic.city

Hasil Rating Kota Cerdas Indonesia 2017

SCCIC.ID – (11/12) Ketahui efisiensi dan efektivitas perencanaan kota dengan cara yang cerdas di Indonesia, diperlukan evaluasi yang komprehensif dan menyeluruh. Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk melakukan pemetaan sehingga tiap kota mampu memahami kotanya sehingga bisa transformasi menuju Kota Cerdas.

Penganugerahan Rating Kota Cerdas Indonesia 2017 adalah sebagai penutup dari rangkaian kegiatan Rating Kota Cerdas Indonesia 2017 yang berlangsung dari bulan Mei 2017.

Penganugerahan RKCI 2017 adalah pemberian penghargaan berdasarkan indeks Rating Kota Cerdas Indonesia kepada kota-kota yang sesuai dengan hasil pelaksanaan kajian. Selain itu, untuk mengenalkan pemahaman mengenai Kota Cerdas, diadakan Talkshow Smart City dengan narasumber para stakeholder terkait, antara lain dari kementerian, Walikota, akademisi, dan industri.

Pemetaan ini dilakukan dengan menilai kondisi kota berdasarkan elemen kualitas hidup (ekonomi, sosial, lingkungan) dan elemen pemungkin (tata kelola, infrastruktur dan teknologi, masyarakat). Pemetaan ini dilakukan melalui evaluasi mandiri oleh pemerintah kota dan kunjungan langsung ke pemerintah kota dan survei masyarakat (n=400) di beberapa kota terpilih. Kegiatan pemetaan ini merupakan kegiatan 2 tahunan dan dimulai pertama kali pada tahun 2015.

RKCI 2017 mengukur 93 kota (kecuali kota administratif Jakarta) di Indonesia, dengan klasifikasi kota besar yaitu kota dengan penduduk di atas 1 juta jiwa sebanyak 14 kota; kota sedang yaitu kota dengan penduduk diantara 200 ribu hingga 1 juta jiwa sebanyak 43 kota dan kota kecil yaitu kota dengan penduduk di bawah 200 ribu jiwa sebanyak 36 kota. Tahap seleksi terdiri dari evaluasi mandiri dimana kota diminta untuk mengisi kuesioner secara online; penilaian hasil evaluasi mandiri; validasi dan kunjungan langsung ke kota-kota finalis; pemetaan kota berdasarkan potensi masing-masing dan pengumuman hasil pemetaan kota. Pemetaan dilakukan dengan menilai proses pengelolaan kota dari sisi utilisasi sumber daya, manajemen, integrasi dan keberlanjutan, e-government, strategi dan rencana serta menilai kualitas hidup dari sisi pelayanan, indeks kualitas hidup dan indeks lainnya, persepsi masyarakat dan penilaian terhadap inovasi kota.

Dari beragam indikator tersebut, kami memetakan kota terbaik berdasarkan ukuran besar, sedang dan kecil; berdasar klasifikasi bidang ekonomi, sosial dan lingkungan serta kategori-kategori lainnya. Beragam klasifikasi ini memungkinkan kota-kota untuk mengetahui kondisi kota dan berkembang sesuai dengan potensi kotanya masing-masing.

Dalam mengetahui efisiensi dan efektivitas kota dengan cara cerdas, ITB didukung oleh APEKSI dan BRI serta Indosat. Penganugerahan Rating Kota Cerdas Indonesia 2017 pada 11 Desember 2017 di Istana Wakil Presiden, Jakarta dan Gedung Dhanapala, Jakarta.

Penganugerahan RKCI 2017 ini dihadiri peserta yang diundang pada Talkshow dan Awarding Event Rating Kota Cerdas Indonesia, terdiri dari Kementerian terkait pengembangan Smart City, pemerintah Kota dari seluruh Indonesia, dosen dan akademisi terkait pengembangan Smart City, dan para stakeholder dan industri terkait pembangunan Smart City.

Dalam RKCI 2017 tersebut Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla memberikan penghargaan kepada 15 kota terbaik yang masuk dalam kategori utama Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) 2017, yaitu Rating Kota Menuju Cerdas (Smart City).

Ke-15 Kota yang mendapat penghargaan yaitu Kota Besar: Surabaya, Bandung, Semarang, Bekasi, Tangerang Selatan; Kota Sedang: Denpasar, Binjai, Manado, Yogyakarta, Kediri; Kota Kecil: Magelang, Sawahlunto, Bontang, Tual, dan Bukittinggi.

TRIPISIA Dapat Bantu Pertmbuhan Ekonomi Negara

SCCIC.ID (27/11) – Trip Planner Indonesia atau Tripisia yang dibuat peneliti Smart City Community and Innovation Center (SCCIC) ITB dapat membantu pertembuhan ekonomi negara.

Pariwisata merupakan sebuah sektor utama yang membantu pertumbuhan ekonomi sebuah negara.

“Pada tahun 2016, peningkatan pendapatan dari sektor pariwisata adalah sebesar 5,8% yang merupakan peningkatan paling cepat dibandingkan sektor lainnya”. Kata pembuat Tripisia, Sri Ratna Wulan di kantor SCCIC ITB.

Menurutnya, hal ini dikarenakan semakin banyaknya orang-orang yang mampu bepergian atau berwisata.
“Banyak orang pun melihat potensi ini dan mengembangkan produk dan layanan teknologi yang berkaitan dengan pariwisata seperti website berisi informasi mengenai destinasi pariwisata, layanan pemesanan penginapan dan penerbangan secara online, promosi tour dan travel, rental motor dan mobil, dan lain sebagainya”, jelasnya.

Tren menulis mengenai traveling pun meningkat akhir-akhir ini. Beberapa kota di Indonesia pun tidak melewatkan kesempatan ini dan membuat mobile aplikasi untuk daerah mereka sendiri.

Tripisia adalah sebuah aplikasi yang bertujuan untuk membantu wisatawan dalam merencanakan itinerari liburannya dengan memberikan rekomendasi itinerari otomatis berdasarkan preferensi dan budget yang dimiliki. Mengintegrasikan data destinasi pariwisata Anda dapat mengunjungi situs Tripisia.com atau mengunduhnya di Play Store.

ISSP sebagai Tulang Punggung Smart City

SCCIC.ID, (17/11) – Di era dgitalisasi seperti sekarang ini, siapa yang bisa menguasai aliran data ialah yang bisa lebih maju. Oleh sebab itu Tim Smart City Community Innovation Center (SCCIC) Institut Teknologi Bandung (ITB) menghadirkan ISSP (Integrated Smart System Platform).

ISSP adalah sebuah sistem terintegrasi dan terkoordinasi yang menggabungkan tiga aspek pemenuhan sebuah platform yaitu People, Process dan Technology. Platform ini juga mengintegrasikan 3 indikator utama dalam implementasi Smart City, yaitu aspek Ekonomi, Sosial dan Lingkungan.

Integrated Smart System Platform ialah suatu wadah untuk bisa open information atau informasi terbuka bagi siapa pun di seluruh warga kota di Indonesia.
ISSP adalah Smart System yang berbentuk platform tempat pertukaran informasi dan tempat integrasi data-data dari basis data dari Satuan Kerja Prangkat Daerah (SKPD), Pemerintah Kota (Pemkot), atau pun dari luar server seperti aplikasi kepegawaian atau open source lainnya yang disatukan sehingga bisa dianalisis dan dijadikan informasi yang bermanfaat untuk mengambil keputusan.

ISSP membuat satu model dasar yang bisa diimplementasikan di kota-kota, ISSP bisa diterapkan jika kota mempunyai satu produk yang kuat. ISSP ini bisa sangat mudah diduplikasi oleh kota lain, sehingga bisa mengefisienkan waktu dan meningkatkan produktivitas kota.
ISSP ini akan diterapkan di seluruh kota di Indonesia, yaitu di 500 kota kabupaten, dan ISSP akan diterapkan di 98 kota dan kabupaten di Indonesia di lihat dari prioritas dan kesiapan kota terhadap penerapan adanya ISSP.

Pasar smart city atau di sebut kota cerdas adalah pasar yang sangat berkembang dengan persaingan yang banyak dan ketat, yang diharapkan sehingga bisa membawa produk yang tinggi dari anak bangsa.
Penerapan sistem ini sudah diterapkan di kota Bogor, bekasi, semarang dan akan dilaksanakan lagi di kota kota yang sudah siap untuk dilakukan kerjasama.

Penerapan Integrated Smart System Platform ini pun telah dilakukan di kota Bandung, yang telah dikembangkan oleh MBM untuk command center, namun kota Bandung masih membuka inovasi-inovasi untuk layanan lainnya.

ISSP adalah Tulang Punggung Smart City

Menunjang kemajuan kota menuju smart city di Indonesia, smart system platform ini tidak hanya untuk pelayanan dalam kota saja, tetapi juga untuk bisnis, administrasi, manajemen dalam bidang keamanan, sehingga dengan adanya platform ini semua kegiatan bisa ditingkatkan keefektifitasan dan efisiensinya.

Smart System Platform sudah digarap oleh beberapa researcher di SCCIC ITB mulai dari tahun 2012. Secara implementasi, SSP dilakukan pada tahun ini di beberapa kota seperti Kota Bogor seperti Bogor Green Room, Semarang, dan Bekasi.

ISSP akan menyediakan wadah dan saluran bagi seluruh program Smartcity, sehingga bisa diintegrasikan semua layanan yang ada di Smartcity agar bisa dijadikan informasikan dan diolah dari data-data yang sudah ada menjadi bermakna dan multi aspek classroom.  Sehingga ISSP berfungsi untuk memberi dashboard dan tampilan untuk membuat wadah bagi setiap cluster layanan Smartcity tersebut.

Jika Smart System Platform itu berjalan di kota-kota Indonesia, kemudahan yang didapat tidak hanya untuk kota, tetapi juga untuk pemerintah pusat. Sehingga ISSP akan mengintegrasikan semua layanan kota dalam satu bahasa, tampilan, dan dalam satu display secara seragam. Jika sudah dilakukan penyeragaman, maka pemerintah bisa bicara satu sama lain dengan mudah, masyarakat bisa lebih dimengerti masalah transfaransi pemerintahan, dan bisa lebih mudah melakukan pendataan. Sehingga masyarakat dan pemerintah bisa ikut memajukan kotanya. Begitu pun pada level provinsi, dan negara. Oleh sebab itu ISSP mejadi tulang punggung dari semua program Smartcity.

TRIPISIA: Trip Planner Mudah Berwisata di Indonesia

SCCIC.ID (13/11) – Efisiensi planner wisatawan Indonesia, ITB buat Trip Planner Indonesia atau Tripisia untuk mengeksplorasi sebuah destinasi. Tripisia membantu wisatawan melakukan rencana apa yang akan dilakukan, mencari akomodasi, restoran, dan acara dengan merekomendasikan itinerari otomatis berdasarkan preferensi dan budget.

Penggagas Tripisia, Sri Ratna Wulan mengatakan Tripisia hadir untuk membantu wisatawan Indonesia dalam menyusun agenda berwisatanya.

“Tahap perencanaan ini bisa jadi sangat menyulitkan jika destinasinya lebih dari satu. Ditambah lagi ketika wisatawan ini telah tiba di destinasi yang dituju. Biasanya, wisatawan direpotkan dalam mencari tempat yang akan dituju dan transportasi publik. Bantuan GPS saja belum cukup untuk menunjang kebutuhan wisatawan”. Kata Sri di kantor Smart City and Community Innovation Center (SCCIC).

Tripisia adalah sebuah platform yang bertujuan untuk mengintegrasikan data destinasi pariwisata Indonesia dan mengintegrasikan layanan pariwsata seperti akomodasi, atraksi wisata, dan tempat makan sesuai budget yang ditentukan pengguna Tripisia saat berada di lokasi wisata.

Integrasi Layanan Promosi

Selain itu, Tripisia bertujuan untuk mengintegrasikan layanan untuk mempromosikan restoran dan cafe, lokal-lokal bisnis, acara. Nantinya Tripisia juga dapat memberikan tautan jika ingin memesan hotel dalam satu tempat sehingga wisatawan hanya perlu mengeksplorasi apa yang diperlukan di dalam Tripisia.

Setup aplikasi Tripisia di smartphone Anda

Anda dapat menggunakan Tripisia di handphone Android dengan mengunduhnya di Play Store dan menginstalnya dengan register terlebih dahulu sehingga anda bisa melakukan login dalam Tripisia.

Temukan informasi yang berguna tentang tempat perjalanan Anda

Selain itu, wisatawan juga bisa mengeksplorasi informasi mengenai atraksi wisata, restoran, penginapan, cara pergi ke sebuah tempat, dan tips saat berada disana. Tripisia akan melibatkan pengguna untuk menambahkan informasi mengenai sebuah tempat atau aktivitas, dan review mengenai hal tersebut.

Selain itu, ke depannya Tripisia akan bekerja sama dengan penulis blog traveling dan membuat rekomendasi itinerary perjalanan untuk pengguna. Pembuat bisnis juga dapat mengklaim bisnis mereka, mengupdate informasi dan mempromosikan bisnis mereka. Keterlibatan ini diperlukan agar keandalan dan kelengkapan informasi bisa tercapai.

Sri menambahkan kehadiran Tripisia diharapkan mampu menjadi salah satu bagian dalam meningkatkan infrastruktur teknologi informasi untuk pariwisata dan mendukung program pemerintah dalam meningkatkan jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara.

ITB CEO Net, Pertemukan CEO Perusahaan Kecil dan Besar

SCCIC (12/10) – Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB menggelar “ITB CEO NET & Technopreneurship Festival 2017 On Inovation University-Industry-Government Collaboration” di Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat (Jabar), Kamis (12/10).

Ketua LPIK ITB, Prof. Suhono Harso Supangkat, mengatakan, acara ini merupakan ajang mempertemukan para Chief Executive Officer (CEO) dari berbagai perusahaan, baik skala kecil, menengah, dan besar untuk saling berbagi, menciptakan peluang, dan menumbuhkan usahanya.

“Industri itu ada industri besar dan start up. Nah, ini kita gabungkan, mana industri besar dan start up. Di dalam ITB CEO NET ini untuk saling berbagi,” katanya.

CEO dari perusahaan besar bisa memberikan kiat-kiat dan memberikan semangat kepada CEO perusahaan start up atau pemula agar perusahaannya bisa berkembang, di antaranya dengan mendorong melakukan berbagai inovasi.

“Sekarang bagaimana memberikan semangat kepada CEO-CEO muda ini bisa menjadi perusahaan-perusahaan besar. Tentu saja ada proses-proses inovasi, proses-proses kapitalisasi. Acara hari ini dan besok, adalah acara untuk memfasilitasi terbentuknya usaha-usaha atau industri-industri yang baik,” kata Suhono.

Jika perusahaan kecil dan menengah itu bisa tumbuh, lanjut Suhono, tentunya akan membuka lapangan pekerjaan baru, sehingga ITB di antaranya melalui LPIK terus mendorong dan merangsang pihak perusahaan untuk melahirkan berbagai inovasi dalam bisnisnya.

“Inovansi adalah bagaimana mencari metode-metode baru atau gabungan metode lama dengan baru sehingga membeirkan nilai yang lebih,” kata Suhono.

Dosen elektro dan informatika ITB ini kemudian mecontohkan inovasi usaha dengan menggunakan teknologi informasi. “Katakanlah HP memberikan nilai lebih bagi kehidupan anda. Nah, kalau GO-JEK itu inovasi kan. Itu menarik kan seperti itu, itu terkait nilai tambah bagi kehidupan kita,” ujarnya.

Perusahaan-perusahaan kelas star up, lanjut Suhono, tentunya harus kreatif dalam membuat inovasi untuk melahirkan solusi atas berbagai masalah dalam kehidupan. “Kemudian mencari solusi-solusi yang belum ada dilakukan orang,” katanya.

Suhono menjelaskan, selain seminar, pihaknya juga menggelar pameran yang diikuti sekitar 75 peserta mulai dari perusahaan kecil, menengah, hingga besar. Salah satu inovasi yang dipamerkan perusahaan star up, di antaranya tentang ozonifikasi terhadap makanan.

“Sehingga makanan itu sehat. Teknozon itu untuk melakukan proses sterilisasi membunuh bakteri-bakteri yang tidak diperlukan, sehingga makanan dimasak itu sehat,” katanya.

Kemudian, lanjut Suhono, ada juga mengenai bagaimana mengetahui permintaan kondisi Bandung atau kota dengan sosial media. “Itu merupakan inovasi yang kita bangun. Kemudian, ada inovasi untuk meningkatkan efektivitas ketang atau pertanian. Ada sekitar 20-an yang sudah dikerjakan oleh para tenant-tenat ini. Ada sekitar 21 CEO-CEO muda akan presentasi pada hari ini [Kamis],” katanya./gatra

Denpasar Koordinasi dengan ITB tentang Smart City

SCCIC – (28/9) Untuk menindaklanjuti hasil kesepakatan bersama Pemerintah kota Denpasar dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), Badan penelitan dan pengembangan kota Denpasar lakukan koordinasi dan konsultasi terkait grafik rayoniasai sekolah dan system Go Pay di kantor Smart City and Community Inovation Center (SCCIC) ITB, pada Kamis (28/9).

Kedatangan pemerintah kota Denpasar dalam koordinasi tersebut untuk mengetahui lebih lanjut mengenai system penerapan sistem rayonisasi dan sistem go pay yang rencananya akan diterapkan di Kota Denpasar.

“Sebelumnya, Denpasar telah melakukan sosialisasi beberapa program smart city, kami perlu mengetahui langkah yang perlu dilakukan, agar smart city ini terlaksana” ujar kepala bidang social dan pemerintahan, I Gusti Ayu Cakrawati.

Menurut peneliti SCCIC, I GB Baskara hal ini perlu ditindaklanjuti dengan cara perlahan, karena menurutnya pemerintah sekarang telah berusaha mengubah system pembayaran menjadi cashless atau dengan cara transaksi virtual.

“pemerintah sedang berusaha mengubah transaksi menjadi cashless, seperti toll pasar online, dengan kartu atau gadget HP, maka dengan itu kami mau tidak mau harus menyediakan nya secara terorganisir, bias dimulai dengan public service dahulu”, jelas Baskara.

“selanjutnya, setelah sosialisasi smart city pada masyarakat, perlu roadmap atau langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan pemerintah, meskipun sedikit-sedikit, juga peru adanya master plan” lanjutnya.

Menurutnya, penerapan smart city tidak bisa cepat diterapkan, akan tetapi bisa dipaksakan.

“Penerapan smart city, tidak bisa cepat diaksanakan, karena pemerintah kita dan masyarakat kita belum sepenuhnya siap, sepert banyak aplikasi online yang diterapkan di beberapa kota belum bisa berjalan lancer, meskipun begitu, smart city bisa dipaksakan, missal dalam public service, contohnya Kartu tiket Kereta Api” pungkasnya.

[Indra Irawan]

Pemkot Denpasar Kolaborasi Dengan Itb Bidang Teknologi

SCCIC – (25/9), Pemerintah Kota Denpasar dalam menciptakan perkembangan teknologi, guna untuk menjadkan Kota Denpasar sebagai SmartCity kali ini melakukan kerja sama dengan Institute Teknologi Bandung atau disingkat dengan ITB. Sebuah langkah yang tepat diambil oleh Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra untuk membawa Kota Denpasar sebagai sebuah Smart City atau kota pintar. Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat dan diperlukannya invasi dan daya kreatifitas untuk Kota Denpasar yang lebih baik kedepannya.

Transformasi langkah Rai Mantra dalam mengubah tata Pemerintahan Kota Denpasar berbasis digital. Langkah demi langkah dilakukan dengan memperkenalkan Kota Denpasar melalui website, kemudia disusul dengan sebuah transparansi serta akunbilitas dan transaksi-transaksi atau proses secara elektonik seperti, e-bugeting, e-planing dan sebagainya. Itu merupakan sebuah proses yang harus dilakukan di pemerintahan agar lebih efektif.

Untuk itu perlu ada nya sebuah pengentahuan akan Smart City dengan tantangan mengubah pola pikir dari pada Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat menjadi orang-orang yang mengetahui tentang teknologi, terutama di Pemerintahan./ denpasarkota.go.id

[Indra Irawan]

Kota Tual Kunjungi Sccic Living Lab

SCCIC – (8/1), Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Kota Tual Hakim Bugis, kunjungi rumah Smart City and Community Innovation Center di kampus Institut Teknologi Bandung pada Senin (8/1).

Kehadirannya juga disambut Ketua Forum Smart City Indonesia dan juga guru besar Institut Teknologi Bandung Prof. Suhono Supangkat.

Pertemuan tersebut membahas mengenai inovasi pengembangan dari Smart City and Community Inovation Center di ITB. Pengembangan tersebut antara lain adalah mengenai konsep smart city, model smart city, indikator-indikator untuk kota cerdas, dan juga pembahasan hasil pengukuran kota Tual pada Rating Kota Cerdas Indonesia 2017.

Selain mengenai pembahasan smart city, kota Tual dikenalkan dengan smart tourism Tripisia atau disebut Trip Planner Indonesia untuk mengeksplorasi sebuah destinasi. Tripisia membantu wisatawan melakukan rencana apa yang akan dilakukan, mencari akomodasi, restoran, dan acara dengan merekomendasikan itinerari otomatis berdasarkan preferensi dan budget.

Selain Tripisia, juga dikenalkan dengan smart school dari Indismart, smart health dari indihealth, Smart Identity Card Sidas, dan Integrated smart system platform.

Kepala Bidang Kominfo Tual mengatakan bahwa pengembangan teknologi pariwisata bagi Tual sangatlah penting.

“Bagaiamana menerapkan dan meningkatkan rangking smart city Tual, peningkatan kualitas masyarakat di sektor mana pun, seperti wisata”. katanya.

“ini adalah barang baru bagi kami, pemerintah kota Tual punya inisiatif yang sangat kuat, potensi wisata memerlukan pengembangan TIK”, tambahnya.

[Indra Irawan]

ITB dan University of Technology Sydney Buat Kolaborasi Kembangkan Smart City

SCCIC – Jumat (2/2), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan University of Technologi Sydney (UTS) bekerja sama dalam mengembangkan smart city (kota cerdas). Ide kota cerdas ini akan diterapkan di Indonesia dalam waktu dekat.

Father of Smart City Indonesia, yang juga peneliti dari Smart City and Community Innovation Center (SCCIC) ITB, Suhono Harso Supangkat menjelaskan bahwa kolaborasi ini untuk mencari persoalan kota yang menjadi masalah bagi masyarakat. “Kami berusaha memecahkan masalah urban area tersebut terlebih dahulu dan mencari pola smart city yang tepat,” kata Suhono dalam presentasinya.

Kerja sama ini merupakan kelanjutan dari pembicaraan antara Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull di Sydney, Australia, tahun lalu. Pembicaraan tersebut mengulas seputar meningkatkan kerja sama di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi.

Kerjasama akan dimulai membahas dan mengembangkan smart city Jakarta. Sebab, permasalahan Jakarta sudah jelas. Jakarta meluncurkan aplikasi Jakarta Smart City sejak tiga tahun lalu. Namun, menurut Suhono, kota cerdas bukan sekadar teknologi, melainkan pemahaman masyarakat. “Itu menjadi hal yang harus diperbaiki, dari sisi partisipasi. Kepentingan-kepentingan politik yang berdampak tidak baik juga harus dinetralkan,” kata dia.

Suhono mengatakan, smart city bukan hanya persoalan teknologi dan infrastruktur, tapi sumber daya manusia juga perlu disiapkan untuk menghadapi perkembangan tersebut. “Jika manusia tidak siap dalam melakukan pembangunan, maka smart city tidak akan tercapai,” ujarnya.

Dia menyebutkan beberapa kendala smart city di Indonesia. “Tidak hanya masalah teknologi, tapi masalah-masalah kultural masyarakat,” kata dia. “Kemudian masalah penerimaan masyarakat terhadap smartcity,.”

Anthony Burke, Dekan Kerja sama Internasional dan Eksternal untuk UTS School of Architechture mengatakan, kolaborasi ini akan memberikan keuntungan bagi banyak orang. “Kami melihat banyak bidang untuk kepentingan bersama yang akan menguntungkan banyak orang bagi kedua negara, bahkan diseluruh wilayah Asia Pasifik. Kami sangat antusias dengan kesempatan untuk mencari solusi perancangan smart city yang baik,” ujar Burke./Tempo.co

[Indra Irawan]